Efek Januari tak cukup kuat menopang bursa



JAKARTA. Harapan January effects yang akan terjadi pada bulan ini rupanya tidak seperti yang diharapkan. Lihat saja, sampai hari ini, belum ada tanda-tanda bursa akan menguat. Faktor global lebih kuat menekan indeks, harga minyak yang terus melorot ikut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kendati menguat dalam dua hari terakhir, namun harga minyak masih belum merangkak dari kisaran US$ 30 per barel. Hal itu memaksa investor untuk lebih hati-hati dalam menaruh dananya. Dalam dua hari ini hingga masuk awal bulan Februari, diperkirakan efek januari tak ampuh menopang bursa.

Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan bahwa sejak Desember tahun lalu hingga menjelang akhir bulan ini, efek Januari tidak signifikan. Indeks tidak bergerak seperti yang diprediksi, padahal banyak yang memperkirakan indeks bisa bergerak lebih kuat pada Januari ini.


"Bulan Desember lalu indeks di 4.400-4.450, sekarang di 4.580 artinya January effect dapat dirasakan tapi tak memiliki imbas efektif seperti tahun-tahun sebelumnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/1).

Tahun ini, indeks bergerak di luar kebiasaan. Berdasarkan riset yang dilakukannya sejak krisis tahun 2008, Lucky mengatakan seharusnya indeks dapat naik pada bulan Januari sebesar 4% dari penutupan tahun sebelumnya. Tahun ini, harapan itu tidak terjadi. Indeks hanya bergerak tipis dibandingkan penutupan tahun sebelumnya.

"Sekarang naiknya dari level 4.400 ke 4.500 ini kan masih kecil. Capital inflow-nya tidak optimal," lanjutnya.

Bulan ini memang indeks dipengaruhi oleh sentimen negatif, iklim politik mengenai DPR RI, regulasi soal Freeport, kebijakan pemerintah yang belum terasa, dan global. Namun dirinya optimis bahwa kinerja indeks akan membaik menjelang laporan keuangan kuartal I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie