Efek kenaikan BI rate, IHSG bakal lebih volatil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Sayangnya, kebijakan tersebut tak direspons positif oleh pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot 57,27 poin atau setara 0,94% ke level 6.011,05 pada Rabu (30/5).

Senior Analis Pramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, dengan adanya kebijakan tersebut, arah bursa ke depan masih sesuai target awal, yakni 6.700 hingga akhir tahun ini.

"Hanya saja, volatilitasnya akan semakin tinggi," kata William kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).


Untuk menekan risiko pelemahan indeks lebih dalam, William meminta pemerintah fokus pada pertumbuhan neraca dagang. Terutama, dengan meningkatkan ekspor, agar impor tidak mendominasi dan menyebabkan defisit. Meskipun defisit tinggi lantaran impor untuk pembangunan infrastruktur.

Lanjut William, arahnya harus pada peningkatan investasi, sehinga bisa memberi indikasi membaiknya iklim usaha di Tanah Air. Tingginya penanaman modal asing di kuartal I-2018 juga memberi pemahaman bahwa iklim usaha semakin membaik, sehingga impor meningkat.

"Tapi tetap, fokus pemerintah seharusnya bagaimana bisa meningkatkan nilai ekspor, bukan menaikkan BI 7DRR," tukasnya.

Dengan proyeksi arah bursa bakal semakin volatil, investor disarankan mencari saham-saham murah dengan kinerja baik. Menurut William, ini momentum yang tepat dan dapat dimanfaatkan untuk membeli saham-saham yang sudah di level bottom.

"Ada konstruksi seperti WSKT dan WSBP. Untuk emiten CPO ada TBLA. Serta sektor properti. Tapi, dengan syarat  BI memberikan kelonggaran aturan loan to value (LTV)," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini