KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menaikkan suku bunga acuannya di Maret dan Juli lalu menjadi 1%–1,25%, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan menaikkan lagi bunga acuannya di Desember mendatang. Bank Indonesia (BI) yakin dampaknya kenaikan suku bunga The Fed terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan relatif kecil, karena sudah diperhitungkan oleh pelaku usaha. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed sudah diperhitungkan oleh pelaku pasar, seperti sebagaimana dua kali kenaikan sebelumnya. Walhasil, dampaknya terhadap pelemahan nilai tukar negara emerging tidak besar. "Kalau toh ada pelemahan, maka BI akan tetap jaga agar pelemahan tersebut masih dalam batas sesuai dengan nilai fundamentalnya," kata Dody kepada KONTAN. Dody mengatakan, risiko nilai tukar yang berasal dari tingginya utang luar negeri (ULN) swasta juga relatif terjaga. Sebab pengutang alias debitur korporasi non bank wajib telah memenuhi ketentuan rasio lindung nilai (hedging) selain memenuhi ketentuan rasio likuiditas dan minimal rating BB-.
Efek kenaikan bunga The Fed ke rupiah tak besar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menaikkan suku bunga acuannya di Maret dan Juli lalu menjadi 1%–1,25%, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan menaikkan lagi bunga acuannya di Desember mendatang. Bank Indonesia (BI) yakin dampaknya kenaikan suku bunga The Fed terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan relatif kecil, karena sudah diperhitungkan oleh pelaku usaha. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed sudah diperhitungkan oleh pelaku pasar, seperti sebagaimana dua kali kenaikan sebelumnya. Walhasil, dampaknya terhadap pelemahan nilai tukar negara emerging tidak besar. "Kalau toh ada pelemahan, maka BI akan tetap jaga agar pelemahan tersebut masih dalam batas sesuai dengan nilai fundamentalnya," kata Dody kepada KONTAN. Dody mengatakan, risiko nilai tukar yang berasal dari tingginya utang luar negeri (ULN) swasta juga relatif terjaga. Sebab pengutang alias debitur korporasi non bank wajib telah memenuhi ketentuan rasio lindung nilai (hedging) selain memenuhi ketentuan rasio likuiditas dan minimal rating BB-.