Efek penundaan Brexit berimbas ke mata uang rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota parlemen Inggris memilih untuk menolak meninggalkan Uni Eropa (UE) tanpa menarik perjanjian. Pada Rabu (13/3) waktu setempat, anggota parlemen Inggris memberikan suara 312 hingga 308 untuk amandemen yang mengesampingkan Inggris meninggalkan UE tanpa perjanjian penarikan. Anggota parlemen sekarang diharapkan hari ini untuk memilih penundaan Brexit pada 29 Maret.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka menilai Brexit mampu mengalihkan pelaku pasar untuk kembali ke dollar Amerika Serikat (AS). Sehingga, mata uang emerging market seperti rupiah jadi ditinggalkan.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (14/3) rupiah ditutup melemah 0,09% di level Rp 14.278 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat  0,11% menjadi Rp 14.253 per dollar As.


Selain itu, yuan turun setelah rilis data produksi pabrik di bawah perkiraan. Sebab kondisi perang dagang AS-China yang masih menunggu kesepakatan dan dollar AS yang menguat. Output industri China tumbuh pada laju paling lambat dalam 17 tahun untuk dua bulan pertama pada tahun ini.

Padahal sejumlah rilis data data ekonomi China sebelumnya dilaporkan positif. Bulan ini, penjualan ritel di Negeri Tirai Bambu tumbuh 8,2% year on year (yoy). Catatan ini lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pertumbuhan 8,1% yoy.

Kemudian, pertumbuhan investasi aset tetap di China pada Februari tercatat 6,1% yoy. Angka ini juga lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di angka 6% yoy. Semalam, Departemen Tenaga Kerja China mengatakan indeks harga produsen untuk permintaan akhir meningkat 0,1% bulan lalu. “Tapi masih di bawah perkiraan ekonom yang mengharapkan naik 0,2%,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3)

Ibrahim memprediksi, dalam perdagangan Jumat (15/3) kemungkinan rupiah akan diperdagangkan di level penguatan Rp 14.260-Rp14.244 dan level pelemahan Rp 14.285-Rp 14.300 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati