Efek penurunan GWM Primer baru terasa triwulan II



JAKARTA. Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan tingkat GWM Primer dalam rupiah dari sebelumnya 8% menjadi 7,5%. Aturan yang berlaku efektif pada 1 Desember 2015 ini diharapkan dapat menurunkan komposisi simpanan dana mahal perbankan. Ujungnya, perbankan dapat menurunkan suku bunga pinjaman karena biaya dana berkurang. Pejabat Eksekutif Bank Muamalat Indonesia Purnomo B. Soetadi mengungkapkan, efek dari penurunan GWM Primer dalam rupiah ini baru terasa pada triwulan II-2016 mendatang. Dengan demikian, kata Purnomo, perbankan baru dapat menurunkan secara bertahap mulai dari suku bunga pinjaman dana mahal atau deposito, penurunan biaya dana alias cost of fund (CoF) dan selanjutnya menurunkan suku bunga pinjaman. "Efeknya tidak akan langsung karena baru mulai berlaku efektif pada awal Desember 2015 dan memerlukan waktu. Jadi mungkin efeknya akan terasa mulai paling cepat selama tiga bulan sampai dengan enam bulan ke depan," kata Purnomo, Kamis (19/11). Dengan demikian, kata Purnomo, peluangnya bisa untuk turunkan suku bunga pembiayaan dan juga suku bunga dana baru bisa terjadi paling cepat pada triwulan II-2016. Pelopor perbankan syariah pertama di Indonesia ini menyambut baik kebijakan bank sentral Indonesia yang menurunkan GWM Primer dalam rupiah. "Karena mulai ada ekses likuiditas sehingga masyarakat sudah mulai bisa meningkatkan konsumsi sehingga usaha kecil menengah juga bisa tergerakkan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan