Efek Pidato Powell: Emas dan Wall Street Tumbang, Dolar AS Diuntungkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tumbang di akhir pekan setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam pidato di Jackson Hole mengatakan ekonomi Amerika Serikat (AS) membutuhkan kebijakan moneter yang ketat sampai inflasi terkendali.

Jumat (26/8), harga emas spot turun 1,17% ke US$ 1.738,14 per ons troi. Harga emas kontrak Desember 2022 di Commodity Exchange melorot 1,22% ke US$ 1.749,80 per ons troi.

Tak cuma bikin harga emas anjlok, pernyataan Powell pun menyeret pasar saham AS pada perdagangan terakhir pekan ini. Tiga indeks utama Wall Street turun lebih dari 3%. 


Bahkan, Nasdaq Composite merosot hingga 3,94% dalam sehari. Dow Jones turun lebih dari 1.000 poin dalam sehari atau 3,03% ke 32.283.

Baca Juga: Turun Rp 8.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 964.000 Per Gram Pada Sabtu (27/8)

Instrumen investasi yang melesat setelah pernyataan Powell adalah dolar AS. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat 0,30% ke 108,80 hingga tutup pasar kemarin. Indeks dolar kembali mendekati level tertinggi dalam 20 tahun terakhir yang tercapai pada Senin (22/8) lalu pada 109,05.

Powell mengatakan, kelanjutan pengetatan moneter ini bisa berarti pertumbuhan yang lebih lambat. Tapi dia tidak mengisyaratkan apa yang mungkin dilakukan The Fed pada pertemuan kebijakan September. 

"Pasar saham dan logam menderita dari pengingat terang-terangan Powell bahwa suku bunga perlu tinggi lebih lama dan mungkin kenaikan 75 bps adalah default untuk September kecuali totalitas data menunjukkan sebaliknya," kata Tai Wong, pedagang senior di Heraeus Precious Metals. di New York kepada Reuters. 

Baca Juga: Wall Street Tumbang Setelah Muncul Sinyal dari The Fed

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi. Tetapi kenaikan suku bunga mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil. 

"Karena tidak ada poros dovish dari Powell, harga emas akan terus menghadapi tekanan karena harus menghadapi suku bunga yang lebih tinggi," kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago. 

Analis Standard Chartered Suki Cooper mengatakan dalam sebuah catatan bahwa sementara tren harga emas turun dalam beberapa bulan mendatang, sebagian besar risiko penurunan sudah diperhitungkan.

"Harga emas juga bisa mendapatkan keuntungan dari sejumlah sentimen seperti risiko resesi, pasar fisik yang responsif terhadap harga, posisi beli yang sudah kembali muncul serta inflasi yang meningkat," tambah Cooper. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati