KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polusi udara di Jakarta berpotensi meningkatkan volume rujukan BPJS ke rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk. Emiten dengan kode saham
HEAL ini juga memiliki prospek bagus seiring ekspansi pembukaan rumah sakit. Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh melihat, masalah kesehatan pernafasan nampaknya semakin meningkat yang tercermin dari peningkatan klaim BPJS di wilayah Jabodetabek. Walaupun penyebab sebenarnya dari memburuknya polusi udara di Jakarta masih belum jelas. Buruknya polusi di sekitar Jakarta menyebabkan peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan atas infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) termasuk pada anak-anak. Dalam jangka pendek, hal ini mungkin terjadi yang mengindikasikan bahwa kunjungan ke rumah sakit bakal lebih tinggi.
Baca Juga: Prospek Emiten Kesehatan Semakin Pulih Fenomena El Nino diperkirakan akan memberikan dampak yang lebih besar, ditandai dengan semakin buruknya polusi udara di ibu kota. Memburuknya polusi udara di Jabodetabek berpotensi meningkatkan kunjungan rumah sakit pada akhir kuartal ketiga dan awal kuartal keempat tahun ini. Menurut Ismail, kelompok Payer Mix BPJS kemungkinan besar akan mendominasi kunjungan ke rumah sakit karena mempertimbangkan tren makro saat ini. Hal tersebut tercermin dari jumlah kasus perawatan primer yang semakin meningkat di Jakarta. Preferensi konsumen saat ini dicermati telah beralih ke opsi dengan harga lebih rendah kepada cakupan BPJS. Mengingat kondisi makro terkini yang ditandai dengan melemahnya daya beli. Beberapa emiten rumah sakit pun telah menunjukkan peningkatan kasus ISPA seperti yang terjadi di PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA), PT Medikaloka Hermina Tbk (
HEAL) dan PT Siloam Hospitals Tbk (
SILO). Ismail menilai, HEAL bakal paling diuntungkan dari situasi meningkatnya layanan BPJS ke rumah sakit. Hal itu sudah tercermin dari porsi pendapatan campuran BPJS milik HEAL saat ini mencapai 59% dibandingkan tahun lalu sebesar 56%. “HEAL akan mendapatkan keuntungan dari meningkatnya volume rujukan BPJS,” ungkap Ismail dalam riset 8 September 2023. Meskipun HEAL belum menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA cukup signifikan pada Juli, namun data bulan Agustus menunjukkan terdapat peningkatan pesat dalam jumlah pasien, terutama di wilayah Jabodetabek. Ismail berujar, HEAL bakal mendapatkan manfaat karena kehadiran pembayaran melalui BPJS di rumah sakitnya yang tersebar di Jabodetabek dan profilnya lebih dikenal sebagai rumah sakit anak yang lebih rentan terkena penyakit ISPA. Sebagai informasi, pendapatan dari BPJS bagi HEAL berkontribusi sebesar 75% terhadap total pendapatan. “Kami memperkirakan bisnis akan ditopang oleh pasar BPJS selama sisa tahun ini, didukung oleh hari-hari yang lebih produktif di depan,” tambahnya. Selain itu, Ismail melihat proyek HEAL yang lebih menarik ke depan. HEAL dijadwalkan akan membuka dua rumah sakit baru di Aceh dan Ciawi di sisa tahun ini. Tahun depan rencananya akan dibuka empat rumah sakit baru yaitu RS Internasional PIK 2, Rumah sakit di IKN, Pasuruan, dan Madiun.
Baca Juga: Medikaloka Hermina (HEAL) Akan Bangun Rumah Sakit Kapasitas 200 Kamar di IKN Terkhusus proyek pembangunan rumah sakit di IKN akan menerima keringanan pajak dan perjanjian sewa lahan dengan pemerintah. Sehingga hal itu memberikan fleksibilitas investasi dan keuntungan sebagai first mover di masa depan.
Ismail menilai, fokus HEAL dalam mengembangkan kasus dengan intensitas yang lebih tinggi akan meningkatkan kemampuan HEAL maju ke tingkat berikutnya melayani pasien swasta, sekaligus memanfaatkan peluang di pasar BPJS untuk mencapai pertumbuhan yang terukur di masa depan. Gencarnya ekspansi dan investasi HEAL di bidang teknologi medis akan meningkatkan intensitas pendapatan tahun depan. Selain itu, perbaikan dalam komposisi pembayar dan peningkatan jumlah rumah sakit baru juga akan membantu mencapai pertumbuhan pendapatan yang terukur. Dia merekomendasikan buy untuk saham HEAL dengan target harga sebesar Rp 1.600 per saham. Pada penutupan perdagangan Senin (11/9), saham HEAL berada di posisi Rp 1.480 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi