Efek rating masih terasa, rupiah berpotensi naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat diperkirakan cenderung bergerak sideways dengan potensi penguatan secara terbatas. Hal ini didorong masih terasanya dampak kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings.

Research & Analyst Valbury Asia, Lukman Leong menuturkan, naiknya peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB masih akan dinikmati dampaknya oleh kurs rupiah walau sifatnya terbatas. Sebab, sentimen dari luar negeri saat ini cenderung minim belakangan ini lantaran pasar global masih dalam keadaan libur.

“Volume perdagangan berkurang akibat para pelaku pasar sudah mulai berlibur,” katanya.


Di samping itu, agenda reformasi pajak AS sudah tidak dianggap sebagai sentimen yang berpengaruh besar terhadap pergerakan mata uang global oleh para pelaku pasar. Pasalnya, para pelaku pasar sudah bisa mengantisipasi pengesahan undang-undang reformasi pajak AS oleh Presiden Donald Trump.

“Untuk sementara ini, reformasi pajak lebih berdampak kepada pasar saham global,” imbuh Lukman. Ia pun memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS akan bergerak di kisaran Rp 13.500—Rp 13.600.

Adapun pada Selasa (26/12), kurs rupiah melemah tipis 0,06% terhadap dollar AS di pasar spot ke level Rp 13.554.

Sementara itu, Bank Indonesia masih dalam keadaan libur sehingga tidak ada perubahan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada hari ini. Terakhir, pada Jumat (22/12), kurs tengah rupiah BI berada di level Rp 13.558 per dollar AS atau melemah 0,09% dari posisi sehari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati