KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sovereign Wealth Fund (SWF) dinilai berdampak positif bagi PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Manajemen JSMR menyebutkan, semua aset anak perusahaan tersedia siap untuk divestasi ke SWF. Tapi ruas tol yang sudah di bawah grup Induk tidak akan didivestasi ke SWF. Analis JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dalam riset 6 Januari 2021 menjelaskan, skema divestasi akan berbentuk divestasi ekuitas langsung penuh.
Baca Juga: Jasa Marga akan segera naikkan tarif jalan tol untuk ruas ini SWF adalah katalis positif bagi JSMR untuk membantu daur ulang aset. Selama ini, sejak terbentuknya SWF harga saham WSKT telah menguat 196% sejak 20 Oktober. Sementara itu, saham JSMR naik seiring pemulihan lalu lintas. "Kami percaya risiko dan reward lebih menguntungkan bagi JSMR untuk mengikuti narasi SWF," jelas Henry. Saham JSMR telah naik 28% di kuartal IV tahun 2020 jauh lebih tinggi dari kenaikan IHSG 22%. Tapi sepanjang tahun 2020, saham JSMR turun 11% atau lebih rendah dari penurunan IHSG sepanjang 2020 sebesar 5%. Tak hanya mengandalkan SWF, sebelum adanya SWF JSMR telah melakukan pembicaraan dengan beberapa investor asing sejak awal tahun 2020. Namun demikian, pembicaraan telah ditunda karena pandemi COVID-19. Dengan pembentukan SWF, investor asing sekarang memiliki pilihan untuk berinvestasi langsung ke proyek percontohan SWF Dana Infrastruktur untuk eksposur ke aset JSMR. Manajemen JSMR menyebutkan, SWF sudah dalam tahap negosiasi harga dan penilaian serta menentukan aset yang mendasarinya.
Baca Juga: Jasa Marga pastikan Tol Manado-Bitung beroperasi tahun ini "Kami yakin JSMR lebih baik dibandingkan dengan WSKT karena JSMR tidak terburu-buru mendivestasikan aset mereka sebagai likuiditas dan neraca laba rugi masih didukung oleh kepemilikannya aset jalan tol yang jatuh tempo," terang Henry. Tak hanya itu, Jasa Marga juga akan IPO sub-holding pada 2024. "Ide ini muncul pada akhir 2019 sebelumnya Covid-19 dan pembicaraan SWF. Manajemen mengatakan masih berkomitmen untuk rencana ini, dan JSMR berencana menggabungkan dan melepaskan asetnya tingkat anak perusahaan untuk IPO," terang Henry dalam riset. Meskipun target IPO anak usaha JSMR tidak diungkapkan, ini adalah mekanisme penggalangan dana alternatif untuk mendanai proyek baru. Sehingga nantinya proyek Jasa Marga yang baru akan didukung dari dana IPO, sehingga entitas sub-holding baru akan menjadi stabil dan dapat membayar dividen dengan nilai tinggi atau lebih besar dari 50% mirip seperti REIT.
Karena alasan tersebut, JP Morgan masih rekomendasi overweight saham JSMR dengan target harga Rp 5.000 per saham. "JSMR menjadi salah satu pilihan saham infra di Indonesia. JSMR sekarang diperdagangkan di EV/Ebitda 2021 11,5 kali dengan PBV 1,6 kali," terang Henry.
Baca Juga: Jasa Marga uji coba rekayasa lantas Simpang Susun Kembangan ruas Jakarta-Tangerang Selasa 13 Januari 2021, saham JSMR ditutup di Rp 4.500 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana