JAKARTA. Lagi-lagi, Donald Trump memberi sentimen negatif ke pasar saham. Nyaris semua bursa saham utama dunia kemarin merosot setelah terungkapnya memo Trump kepada mantan Direktur FBI James Comey. Per pukul 22.57 WIB kemarin (17/5), Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 1,17% ke 20.733,33. Indeks DAX di Jerman merosot 1,35% ke level 12.631,61. Indeks saham di kawasan Asia juga memerah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dus, IHSG sudah turun dua hari berturut-turut. Investor perlu mewaspadai penurunan berlanjut.
Harry Su, Kepala Riset Bahana Sekuritas, bilang, politik Indonesia yang sedang panas juga menekan pergerakan IHSG. Politik yang panas ini menimbulkan dua dampak. Pertama, Standard & Poor's (S&P) tampak enggan menyematkan status investment grade pada Indonesia. Akibatnya, investor yang berharap rating dari S&P naik mulai keluar. Kedua, potensi penurunan daya beli masyarakat. "Selama politiknya masih seperti ini, konsumsi akan turun," kata Harry pada KONTAN, kemarin. Oleh karena itu, Harry menyarankan, investor merotasi ke saham defensif seperti INDF, TLKM, HMSP, KLBF dan BBCA. Dia memprediksikan IHSG bisa mencapai 6.000. Tapi jika gonjang-ganjing politik terus berlanjut, IHSG hanya ke level 5.700-5.800.