Efek Yellen, poundsterling menyalip dollar AS



JAKARTA. Sentimen yang datang dari pejabat Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sama-sama mempengaruhi arah pergerakan GBP dan USD.

Mengutip Bloomberg, Kamis (13/7) pukul 17.18 WIB, pasangan mata uang GBP/USD naik 0,30% dibanding hari sebelumnya ke level 1,2924.

Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy bilang, pidato Gubernur The Fed pada Rabu (12/7) dini hari yang bernada dovish menyebabkan The Greenback melemah. Yellen mengkhawatirkan perlambatan inflasi AS yang terjadi akhir-akhir ini.


"Yellen khawatir perlambatan inflasi ini akan berlangsung lama dan mampu mempengaruhi arah kebijakan The Fed," ujar Nizar.

Jika inflasi AS masih terus melambat, suku bunga acuan AS bisa-bisa batal naik di akhir tahun nanti. Hal inilah yang membuat The Greenback melemah terhadap poundsterling.

Di sisi lain, pejabat BoE Ian McCafferty justru membuat poundsterling semakin melaju. "Usulan McCafferty terhadap BoE yang bernada hawkish membuat poundsterling jadi menguat," kata Nizar, Kamis (13/7).

Pejabat BoE yang memang terkenal mengeluarkan pendapat hawkish ini mengusulkan agar BoE segera mengurangi program pembelian obligasi serta menaikkan suku bunga yang sudah bertahan di level 0,25% sejak satu dekade lalu.

Nizar meramal, Jumat (14/7), poundsterling masih berpotensi untuk menguat meski tak banyak data ekonomi dari Inggris. Sementara, Yellen yang akan memberikan keterangan lanjutan Kamis malam serta data penjualan ritel, inflasi, dan sentimen konsumen dinilai belum bisa memberikan rangsangan terhadap laju dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini