KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) di 2024 diperkirakan melanjutkan pertumbuhannya. Meski begitu, kenaikannya akan terbatas. Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo Adi Joe mengatakan, potensi pertumbuhan seiring dengan maraknya pembangunan di Indonesia, khususnya Ibukota Negara (IKN). Meski begitu, pertumbuhannya dinilai terbatas lantaran sektor semen lebih berkaitan dengan sektor properti. "Selama sektor properti belum booming, maka pertumbuhan semen cenderung sideways," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/5).
Hal ini tergambar dari pergerakan saham INTP yang terus tertekan. Berdasarkan RTI, harga INTP terus memerah sejak awal tahun dengan penurunan 23,14%. Adapun saat ini harga INTP di level Rp 7.225 per saham. Adapun katalis positif dari INTP, kata Kiswoyo berkaitan dengan tekanan pada harga batubara. Ia menilai, dengan turunnya harga batubara maka biaya produksi INTP akan lebih efisien.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas Indonesia Pertahankan Rating Buy Saham INTP, Simak Ulasannya Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery melanjutkan, INTP dapat menjaga level beban berdasarkan kontrak pembelian terbaru yang telah diperoleh perusahaan. INTP juga memprediksikan bahwa biaya pengemasan akan stabil pada kuartal I 2024 karena adanya penimbunan yang lebih baik selama tahun lalu. Dalam hal batubara DMO, perusahaan berhasil mengamankan 80% dari batubara yang dibutuhkan dengan harga DMO pada tahun 2023. Sementara 20% sisanya diperoleh dengan harga yang mendekati harga DMO. Saat ini, perusahaan telah mencapai penandatanganan kontrak untuk pembelian DMO batubara. INTP bertujuan untuk mengamankan setidaknya 70% cadangan batubara dari batubara DMO. "Secara keseluruhan, untuk tahun 2024 kami memperkirakan kenaikan harga pokok penjualan per ton sekitar 2,3% YoY," tulisnya dalam riset Selasa (26/3). Di sisi lain, INTP berkomitmen untuk melewati setiap kenaikan biaya per ton. Namun, kenaikan rata-rata harga jual (average selling price/ASP) lebih mungkin direalisasikan pada semester II ketika permintaan lebih solid dibandingkan dengan semester I. "Saat ini, kami memperkirakan kenaikan ASP sekitar 2% YoY untuk perusahaan, sejalan dengan proyeksi kenaikan biaya per ton secara keseluruhan," sambungnya.
Michael juga memaparkan, tahun ini perseroan merencanakan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun. Manajemen mengantisipasi untuk mempertahankan rasio pembayaran yang rendah untuk mengakumulasi kas untuk inisiatif pertumbuhan lainnya.
Marjin EBITDA untuk tahun 2024 diperkirakan sebesar 20%, turun dari 2023 sebesar 20,4% akibat hari kerja yang lebih sedikit, yang sebagian diimbangi oleh upaya optimalisasi di operasi Grobogan. Sinarmas Sekuritas juga memproyeksikan pendapatan INTP di 2024 sebesar Rp 19,86 triliun. Sementara laba bersih mencapai Rp 2,04 triliun. Michael menyematkan rating buy INTP dengan target harga Rp 11.300. Sementara Kiswoyo merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 9.500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari