KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Maraknya efisiensi karyawan di tengah bisnis yang sedang bertahan dalam guncangan ternyata tak hanya terjadi di Indonesia. Menunda rencana hingga memberhentikan karyawan juga dilakukan perusahaan-perusahaan global. Aksi efisiensi tersebut salah satunya merupakan dampak dar komentar CEO JPMorgan Jamie Dimon yang memperingatkan bakal ada badai ekonomi di depan menyusul Federal Reserve melanjutkan proses normalisasi suku bunga. Salah satu yang sedikit terpengaruh dari komentar tersebut ialah produsen mobil listrik Tesla Inc. Selang beberapa hari setelah adanya komentar tersebut, CEO Tesla Elon Musk pun memerintahkan adanya jeda perekrutan di seluruh dunia karena memiliki perasaan yang sangat buruk tentang ekonomi ke depan.
Hal yang sama terjadi pada Intel yang juga membekukan perekrutan untuk unit chip PC dan laptopnya. Perusahaan menjeda semua perekrutan dan menunda semua permintaan pekerjaan dalam kelompok komputasi kliennya. Saat ini, Intel memiliki 122.900 pekerja penuh waktu.
Baca Juga: Empat Pilar Strategi GoTo Dorong Integrasi Ekosistem Pertumbuhan BisnisBerkelanjutan Microsoft dan Apple turut serta dalam tren penundaan perekrutan tersebut. Microsoft beralasan memperlambat perekrutan untuk grup Office, Windows, dan Teams karena agar lebih mempersiapkan diri untuk tahun fiskal mendatang dan menghadapi lingkungan ekonomi saat ini. Sementara, Apple secara khusus menunda mengisi posisi untuk beberapa peran ahli unuk dukungan teknis di toko ritel. Beralih ke pemangkasan, ada nama besar Netflix yang mengonfirmasi akan memangkas sekitar 150 posisi dari 11.000 tenaga kerja raksasa streaming itu. Langkah tersebut merupaka upaya untuk mengurangi biaya di tengah melambatnya pertumbuhan pendapatan. “Perubahan ini terutama didorong oleh kebutuhan bisnis daripada kinerja individu, yang membuatnya sangat sulit karena tidak ada dari kita yang ingin mengucapkan selamat tinggal kepada rekan kerja yang hebat seperti itu," kata juru bicara Netflix dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (10/6). Pemangkasan juga bakal terjadi pada aplikasi investasi populer, Robinhood yang bilang akan memotong sekitar 9% dari tenaga kerja penuh waktu setelah perekrutan besar-besaran. Saat ini, platform ini mempekerjakan 3.800 pekerja penuh waktu.
Baca Juga: Logitech Pertajam Kesetaraan Meeting Hybrid dengan Pembaruan CollabOS 1.6 “Seperti yang Anda ketahui, sepanjang 2020 dan Semester 1-2021, kami melewati periode pertumbuhan hiper yang dipercepat oleh beberapa faktor termasuk penguncian pandemi, suku bunga rendah, dan stimulus fiskal,” kata CEO Vlad Tenev kepada karyawan dalam sebuah posting blog. Selain efisiensi karyawan masih bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tergolong besar, beberapa perusahaa rintisan pun justru harus rela gulung tikar. Ambil contoh, Katera yang dibiayai Softbank dan merupakan kegagalan paling menonjol untuk SoftBank sejak IPO WeWork 2019 yang gagal. Selanjutnya, ada Nice Tuan yang dibiayai oleh Alibaba Group juga harus bangkrut karena salah satunya didenda 1,5 juta yuan dari regulator dengan dugaan penipuan dan pembuangan.
Editor: Herlina Kartika Dewi