KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak jauh-jauh hari, PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 90 juta untuk tahun ini. Namun anggaran yang berasal dari kas internal tersebut kemungkinan hanya akan terserap sekitar 45%. Dalam kondisi paceklik ekonomi karena pandemi Covid-19 seperti saat ini, ABM Investama memilih menghemat anggaran demi menjaga likuiditas. Makanya perusahaan tersebut menunda sejumlah rencana penggunaan capex. Biarpun begitu, hingga kini ABM Investama tidak memangkas target produksi. Sepanjang tahun ini mereka mengejar produksi batubara 15 juta ton dan pengupasan lapisan tanah penutup sebanyak 150 juta bank cubic meter (bcm). "Tidak ada target yang diubah, kecuali kami melakukan efisiensi sangat ketat untuk menjaga likuiditas," kata Adrian Erlangga, Direktur PT ABM Investama Tbk kepada KONTAN, Minggu (10/5).
Efisiensi ketat, ABMM jaga likuiditas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak jauh-jauh hari, PT ABM Investama Tbk (ABMM) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 90 juta untuk tahun ini. Namun anggaran yang berasal dari kas internal tersebut kemungkinan hanya akan terserap sekitar 45%. Dalam kondisi paceklik ekonomi karena pandemi Covid-19 seperti saat ini, ABM Investama memilih menghemat anggaran demi menjaga likuiditas. Makanya perusahaan tersebut menunda sejumlah rencana penggunaan capex. Biarpun begitu, hingga kini ABM Investama tidak memangkas target produksi. Sepanjang tahun ini mereka mengejar produksi batubara 15 juta ton dan pengupasan lapisan tanah penutup sebanyak 150 juta bank cubic meter (bcm). "Tidak ada target yang diubah, kecuali kami melakukan efisiensi sangat ketat untuk menjaga likuiditas," kata Adrian Erlangga, Direktur PT ABM Investama Tbk kepada KONTAN, Minggu (10/5).