KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan efisiensi pengadaan barang dan jasa sektor migas hingga Oktober 2020 mencapai US$ 346,15 juta. Sekretaris SKK Migas sekaligus sebagai Plt Deputi Pengendalian Pengadaan Murdo Gantoro mengatakan, capaian ini merupakan bagian dari transformasi Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 (Renstra IOG 4.0). "Dengan perputaran bisnis yang mencapai ratusan triliun setiap tahunnya, kegiatan pengadaan barang dan jasa hulu migas merupakan salah satu bagian penting dan strategis di dalam industri hulu migas," ujar Murdo dalam International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2020 (IOG), Kamis (3/12).
Adapun, efisiensi sebesar US$ 346,15 juta dicapai dari empat komoditas utama industri hulu migas yaitu drilling, perkapalan dan transportasi, konstruksi EPCI, dan pemeliharaan dasilitas produksi.
Baca Juga: 8 Kesepakatan komersial gas diteken, potensi penerimaan negaranya US$ 1,12 miliar Murdo melanjutkan, SKK Migas juga melakukan upaya percepatan persetujuan rencana Tender maupun hasil Tender oleh SKK Migas yang berhasil dicapai dengan waktu rata-rata 8.93 hari kerja untuk setiap persetujuan dari target 15 hari kerja sesuai ketentuan. Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas, Erwin Suryadi menjelaskan fungsi pengadaan SKK Migas dan KKKS kini melakukan kegiatan dengan
unusual business model sehingga terobosan perlu dilakukan khususnya dalam rangka mendukung empat strategi yang ditetapkan dalam IOG 4.0, yaitu
maintaining base production, transformation reserve to production, EOR, dan eksplorasi. "Kolaborasi dan sinergi harus dilakukan, sehingga kegiatan kali ini bukan sebagai akhir tetapi menjadi awal sinergi SKK Migas dengan pemangku kepentingan untuk membuat terobosan-terobosan, dan terpenting adalah dukungan dari pemangku kepentingan tersebut," ujar Erwin. Erwin menambahkan, SKK Migas mendapat dukungan penuh dari pada pemangku kepentingan tersebut serta telah disepakati terobosan-terobosan awal untuk menciptakan proses pengadaan yang lebih cepat, lean, dan akuntabel. IPA sebagai asosiasi kunci dari pemangku kepentingan di Industri Hulu Migas, melalui Ketua Komite Supply Chain Management (SCM) Fery Sarjana, menyampaikan dukungan target pencapaian SKK Migas dan Pemerintah untuk mencapai tujuan 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030. "Penting adanya suatu komitmen, kolaborasi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung serta terus menerus melakukan perbaikan berkelanjutan," tambah Fery.
Baca Juga: Pengelolaan data migas bakal diperkuat, pemerintah ingin tiru Mesir Senada dengan IPA, Lelin Eprianto selaku Human Capital & Business Support Director PT Pertamina Hulu Energy Sub Holding Upstream menyampaikan seluruh wilayah kerja Upstream Pertamina sangat mendukung strategi yang telah ditetapkan oleh SKK Migas, dengan memastikan aspek compliance dalam setiap proses bisnis SCM dan kecepatan proses untuk mencapai tujuan akhir yaitu operational excellence, peningkatan produksi, dan peningkatan cadangan. "Pertamina juga lakukan inovasi, salah satunya adalah pemenuhan target TKDN dalam proses pengadaan barang dan jasa di seluruh wilayah kerja baik dengan skema Cost Recovery maupun Gross Split," pungkas Lelin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari