Efisiensi, perusahaan roket SpaceX pangkas 10% jumlah karyawan



KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Perusahaan roket swasta yang didirikan oleh miliarder Elon Musk yakni SpaceX memberhentikan sekitar 10% dari tenaga kerjanya. Langkah ini diambil dalam rangka efisiensi pengeluaran yang diperlukan guna memposisikan perusahaan untuk masa mendatang yang belum dipatenkan.

Setelah aksi pemangkasan tenaga kerjanya, perusahaan ini akan memiliki sekitar 6.000 karyawan yang tersisa. Mengutip The New York Times, Minggu (13/1) perampingan sumber daya manusia di perusahaan ini dilakukan di seluruh perusahaan.

"Langkah ini diambil untuk terus memberikan nilai tambah bagi pelanggan kami dan untuk berhasil mengembangkan pesawat antariksa antarplanet dan internet berbasis ruang global, SpaceX harus menjadi perusahaan yang lebih ramping," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.


The Los Angeles Times pertama kali melaporkan pemangkasan tersebut, mengutip email yang dikirimkan kepada karyawan oleh presiden perusahaan, Gwynne Shotwell.

SpaceX menawarkan pesangon setidaknya delapan minggu gaji dan manfaat lainnya bagi mereka yang diberhentikan, lapor surat kabar itu.

Perusahaan mengatakan PHK adalah langkah strategis untuk mengantisipasi tantangan yang sangat sulit di masa depan.

SpaceX, yang berbasis di Hawthorne, California, bertujuan untuk merevolusi perjalanan ruang angkasa dan berharap suatu hari dapat mengirim manusia untuk menjajah Mars.

Sementara perusahaan mengklaim masih memiliki kekuatan secara finansial, walaupun kelayakan visinya sulit diukur.

Wall Street Journal meninjau dokumen keuangan internal dan melaporkan pada tahun 2017 bahwa SpaceX rentan terhadap kemunduran, seperti peluncuran roket yang gagal pada tahun 2015 yang berkontribusi terhadap kerugian tahunan seperempat miliar dolar dan penurunan pendapatan sebesar 6%.

Pada tahun 2016, roket SpaceX lainnya meledak, menghancurkan satelit komunikasi senilai US$ 200 juta di atas kapal, dan Mr Musk dikritik karena bergerak terlalu cepat dalam industri perjalanan ruang angkasa yang kompleks.

Perusahaan ini memiliki rencana ambisius untuk tahun ini, termasuk penyebaran set pertama satelit Starlink, yang menjanjikan internet berbasis ruang angkasa.

Peluncuran uji coba Crew Dragon, sebuah kapsul yang dibangun untuk membawa astronot NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, dijadwalkan untuk Januari ini tetapi telah didorong kembali, kata NASA minggu ini.

Jika berhasil, perusahaan dapat menjadwalkan peluncuran uji coba dengan awak kapal untuk akhir tahun ini.

Editor: Yudho Winarto