Eko Priyo Pratomo: Membagi konsentrasi



Di tengah kesibukan sebagai Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners (BNP), masih ada prestasi sosial yang ditorehkan Eko Priyo Pratomo. Kiprahnya mendirikan Syamsi Dhuha Foundation (SDF) mendapat penghargaan dari World Health Organization (WHO). Penghargaan internasional bertajuk Sasakawa Health Prize itu diberikan karena SDF dinilai inovatif di dalam bidang kesehatan.

Proses awal SDF terpilih dimulai pada September lalu ketika Kementerian Kesehatan meminta SDF mengisi formulir. Tak disangka, formulir yang menggambarkan sepak terjang SDF tersebut mendapat respons positif dari WHO. “Bahkan, saya hampir lupa kalau dahulu pernah mengisi formulir itu,” kata pria kelahiran 1963 ini.

Penghargaan tersebut bakal mengukuhkan Indonesia sebagai penerima tiga kali Sasakawa dalam kurun 24 tahun terakhir. Eko beserta isterinya Dian W. Syarief bakal terbang langsung ke Jenewa, Swiss, untuk menerima penghargaan tersebut.


SDF adalah lembaga nirlaba yang memberikan perhatian khusus kepada penderita penyakit lupus dan penglihatan lemah. Berdirinya SDF berangkat dari pengalaman pribadi Dian, sang istri, yang menderita lupus sejak 1999. Dian sendiri hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Syamsi Dhuha.

Pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini punya mimpi besar agar edukasi penyakit lupus bisa tersebar di seluruh pelosok daerah di Tanah Air. Pasalnya, lantaran masih banyak yang mengira lupus adalah penyakit menular, banyak orang lantas mengasingkan penderitanya.

Eko mengaku tak kesulitan membagi konsentrasi antara pekerjaan dan kegiatan sosial. “Dalam persentase, 60% BNP dan 40% SDF,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari