KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memprediksi neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal-IV 2018 bakal mencetak surplus. Alasannya, aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri sejak November terbilang deras. Kendati begitu, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Muhammad Faisal tak sepenuhnya sepakat. Ia menilai, kemungkinan neraca pembayaran di kuartal keempat mengalami surplus justru kecil. Pertama, dari sisi neraca transaki berjalan dapat hampir dipastikan bakal mengalami defisit yang kian melebar. Sebab, neraca perdagangan Indonesia per November lalu buruk, yaitu defisit US$ 2,05 miliar.
"Kalau NPI surplus, artinya peningkatan transaksi modal dan finansial harusnya sangat besar, di atas US$ 10 miliar karena CAD kemungkinan besar akan defisit sekitar itu," ujar Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (24/12). Kedua, kalaupun NPI mengalami surplus, Faisal memproyeksi nilainya akan sangat tipis dan sifatnya tidak akan berkelanjutan ke periode selanjutnya di tahun depan. Sebab, ia sendiri tak begitu meyakini kondisi CAD akan membaik di tahun depan. "Sementara, transaksi modal dan finansial juga akan tertekan karena pertumbuhan ekonomi global akan melambat dan demand global melemah. Belum lagi ketidakpastian perang dagang," kata Faisal. Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga menilai, potensi surplus neraca pembayaran Indonesia di kuartal IV tidak akan bertahan lama. "Seiring tahun 2019 ada pemilihan presiden yang membuat investor berhati-hati masuk ke Indonesia," kata dia. Lantas, investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) pun berpotensi melambat tahun depan.