Ekonom ADBI: Arus masuk investasi portofolio tahun ini tidak deras



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi portofolio pada kuartal I-2019 tercatat surplus US$ 5,2 miliar. Angka tersebut berbalik arah dari kondisi kuartal I-2018 yang defisit US$ 1,11 miliar.

Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi menjelaskan salah satu penyebab defisit pada investasi portofolio kuartal I-2018 adalah sikap investor asing terhadap ketidakpastian jumlah kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

"Setelah suku bunga AS mulai jelas arah kenaikannya di kuartal IV-2018, investor global/asing mulai berani kembali investasi," jelas Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (12/5).


Kendati begitu, arus masuk dana asing (inflow) melalui investasi portofolio kuartal I-2019 lebih rendah dari kuartal IV-2018. Tercatat inflow pada kuartal IV-2018 sebesar US$ 11,5 miliar sedangkan inflow pada kuartal I-2019 hanya US$ 5,3 miliar.

Kondisi tersebut menggambarkan para investor global mulai menimbang risiko terhadap perekonomian global yang melambat tahun ini, serta adanya kemungkinan melakukan diversifikasi investasi di negara lain.

"Ke depannya, biasanya di kuartal dua setiap tahunnya ada seasonal outflow dari bursa saham karena investor melakukan repatriasi income. Tetapi ini lebih mempengaruhi neraca primer," ujar Eric.

Namun masih ada kemungkinan potensi inflow di investasi portofolio. Meskipun Eric memprediksi arusnya tidak terlalu deras karena harga aset di Indonesia relatif agak mahal.

Inflow ini bisa terus terjadi apabila kondisi ekonomi global kondusif dan kondisi politik dalam negeri paska pemilu stabil karena aset portofolio Indonesia masih menarik. Berdasarkan prediksi International Monetary Fund (IMF), pereknomian global tahun ini akan melambat dari 3,6% di tahun lalu menjadi 3,3% di tahun ini.

"Tetapi concern para pelaku pasar finansial global agak sedikit mereda setelah suku bunga AS tidak naik bulan ini, sehingga para pelaku pasar melihat kemungkinan bahwa tidak naik tahun ini," jelas Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi