KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah kembali melebarkan target defisit fiskal dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Langkah ini dilakukan anggaran belanja jumbo yang ditetapkan pada tahun depan. Defisit RAPBN 2025 ditetapkan pada kisaran 2,45% hingga 2,82% dari produk domestik bruto (PDB), alias lebih tinggi dari defisit dalam APBN 2024 yakni sebesar 2,29% dari PDB. Sementara itu, porsi belanja tahun depan sebesar 14,59% - 15,18% dari PDB, atau naik dari tahun ini sebesar 14,56% dari PDB. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede berpendapat, sebenarnya meningkatnya anggaran belanja pemerintah akan berdampak positif mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi.
Ekonom: Agar Defisit 2025 Tak Melebar, Belanja Harus Dirancang Efisien
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah kembali melebarkan target defisit fiskal dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Langkah ini dilakukan anggaran belanja jumbo yang ditetapkan pada tahun depan. Defisit RAPBN 2025 ditetapkan pada kisaran 2,45% hingga 2,82% dari produk domestik bruto (PDB), alias lebih tinggi dari defisit dalam APBN 2024 yakni sebesar 2,29% dari PDB. Sementara itu, porsi belanja tahun depan sebesar 14,59% - 15,18% dari PDB, atau naik dari tahun ini sebesar 14,56% dari PDB. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede berpendapat, sebenarnya meningkatnya anggaran belanja pemerintah akan berdampak positif mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi.