KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa jawabatan dua Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akan habis di 2018 ini. Pertama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo yang masa jabatannya akan berakhir di Februari nanti. Kedua, Gubernur BI sendiri, Agus Martowardojo akan yang akan berakhir di Mei nanti. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengusulkan sejumlah nama ke DPR RI untuk dilakukan uji kepatutan dan kelayakan (
fit and proper test). Sumber KONTAN menyebut, dua nama setidaknya telah disiapkan Jokowi untuk menggantikan Agus Martowardojo, yakni Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri.
Ekonom menilai, di bawah kepemimpinan Agus, BI cukup berhasil menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Bahkan, Agus juga dinilai layak untuk kembali menduduki jabatannya saat ini. Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, selama lima tahun terakhir, BI bisa membawa ekonomi Indonesia keluar dari tekanan. Paling tidak, tidak terus-menerus jatuh. Peran BI dalam mengawal perbaikan ekonomi lanjut dia, ada hasilnya meski tidak secepat dugaan awal. Inflasi misalnya, berhasil dipertahankan BI di kisaran 3% selama tiga tahun terakhir sekaligus berperan langsung ke daerah dalam pengendalian inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Begitu juga dari sisi kurs rupiah yang sempat volatile, tetapi kini berhasil berada di koridor yang terjaga volatilitasnya. "Rupiah sempat Rp 9.000 per dollar AS, tetapi sekarang kondisinya berbeda. Dengan tekanan pengetatan moneter AS dan global, BI bisa bawa rupiah lebih smooth pelemahannya," kata Juniman kepada KONTAN, Kamis (18/1). Tak hanya di pasar uang, BI juga berhasil menjaga rupiah melalui intervensi di pasar uang, valas, bahkan pasar obligasi. Intervensi di pasar obligasi lanjut dia, juga membantu pemerintah dalam meringankan beban bunga utang dengan menjaga pergerakan imbal hasil (yield).
Oleh karena itu, Juniman menilai Agus masih layak memimpin bank sentral. Tak hanya kondisi makro, "Mikro juga melalui fasilitas kredit untuk mikro dari perbankan. Transaksi pembayaran juga cukup baik. Juga neraca pembayaran Indonesia yang surplus serta defisit transaksi berjalan di bawah 3% dari PDB," tambah dia. Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan, BI berhasil menjalankan fungsi menjaga inflasi dan rupiah. "Tidak ada bank sentral lain yang dua tahun terakhir justru memangkas suku bunga," kata Josua. Oleh karena itu, Josua menilai Agus masih layak untuk kembali menempati kursi BI 1. Hal itu didasarkan atas kompetensi dan capaian yang telah dilakukan. Josua juga mengatakan, BI di bawah kepemimpinan Agus berhasil melakukan komunikasi mengenai kebijakan-kebijakannya dengan baik untuk menghindari asimetris informasi, termasuk dengan pemerintah khususnya kementerian atau lembaga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto