Ekonom AS Beberkan Kekhawatiran Makro Ekonomi Global ke Depan



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom asal Amerika Serikat (AS) beberkan beberapa tantangan dari risiko makro ekonomi ke depan. Di mana hal ini dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat oleh Negeri Paman Sam dan mempengahui perekonomian global.

Ekonom dari Peterson Institute for International Economics, Maurice Obstfeld, mengatakan, masalah yang akan terus dihadapi makro ekonomi global adalah terkait tingkat hutang baik dari sektor swasta maupun pemerintah.

“Saya khawatir dengan hutang yang ada di Amerika Serikat di mana disfungsi yang terjadi di kongres terkait dengan proses legislasi anggaran, polarisasi, ketidakmampuan pihak-pihak di Amerika untuk menetapkan prioritas ke bidang fiskal dengan cara yang bertanggung jawab dan tanpa terkait politik. Menurut saya ini merupakan ancaman besar di AS,” ujarnya dalam Mandiri Investmen Forum (MIF) 2024, di Jakarta, Selasa (5/3).


Baca Juga: Indeks Global Bertahan di Puncak Baru, Ketakutan Inflasi Menyeruak

Maurice menyampaikan terdapat risiko jangka panjang dan jangka pendek yang mempengaruhi sektor makro global. Risiko jangka panjangnya yakni risiko iklim, risiko dari kesehatan global yang belum bisa diselesaikan dalam kerangka kerja.

“Risiko jangka pendek yaitu ketegangan geopolitik dan ini adalah masalah yang besar sekali bukan hanya perang Ukraina dan perang di Gaza kemungkinan ketegangan di laut merah, dan konflik perdagangan dan mengancam akan lebih buruk dalam beberapa tahun ke depan,” terangnya.

Maurice mengungkapkan, kebijakan ekonomi harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat bukan hanya sebuah manuver kebijakan luar negeri dan hanya untuk mendapat barang-barang dengan harga murah.

“Yang saya ingin sampaikan di sini adalah ini ada trade off antara kesejahteraan dan kebijakan luar negeri, sementara untuk AS sejak perang dunia II hal ini saling mengisi bukan sekedar subtitusi atau alternatif,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia bilang, yang dibutuhkan saat ini adalah kebijakan yang memiliki keseimbangan perdagangan, sebab tidak bisa dipastikan antara keseimbangan perdagangan dengan kebijakan perdagangan.

Baca Juga: 5 Siasat Jitu Warren Buffett Agar Tidak Jatuh Miskin

Menurutnya, keseimbangan perdagangan harus mengikuti kebijakan makro, kecuali pemerintah menaikkan tarif yang sangat tinggi sehingga keseimbangan perdagangan takan terjadi.

“Ini adalah sesuatu yang perlu kita khawatirkan ke depannya. Terkait dengan risiko, saya masukkan ke daftar paling atas dalam agenda kita,” pungkasnya.

Editor: Noverius Laoli