Ekonom: Asumsi pertumbuhan & bunga SPN bisa diubah



JAKARTA. Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness chief economist Eric Suganhdi melihat beberapa indikator asumsi makro yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 mengalami pergerakan.

Menurutnya, pemerintah bisa mengubah asumsi tersebut dalam APBN Perubahan nanti. Pertama, pertumbuhan ekonomi tahun ini yang dipatok 5,1%, berisiko ke 5%. "Tetapi harus lihat realisasi kuartal pertama dan kedua 2017 seperti apa. Saya sendiri masih optimistis 5,1% masih mungkin dicapai," kata Eric, Minggu (26/3).

Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Seikat (AS) yang lebih sulit diprediksi. Di satu sisi, ia melihat pergerakan nilai tukar bisa sesuai asumsi sebesar Rp 13.300 per dollar AS, lantaran kenaikan suku bunga AS tahun ini moderat.


Namun, di sisi lain, ia juga melihat adanya potensi penguatan kurs ke level Rp 13.200 yang terbantu oleh surplus neraca perdagangan karena peningkatan harga komoditas dan aliran modal asing yang masuk (capital inflow) walaupun tidak naik tajam.

Ketiga, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang bisa meningkat menjadi US$ 50 per barel, lebih tinggi dari asumsi yang dipatok US$ 45 per barel. Keempat, tingkat bunga SPN tiga bulan yang bisa naik menjadi 5,5%, dari asumsi yang dipatok 5,3%.

Sementara itu, Eric melihat asumsi inflasi yang dipatok sebesar 4% masih cukup sesuai dengan perkembangan. "Kelihatannya pemerintah akan terus menaikkan administered prices dan potong subsidi untuk menjaga defisit APBN, tetapi saya pikir di 4% sudah oke," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini