KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan
less hawkish The Fed positif untuk prospek rupiah. Peluang melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) ditangkap dengan baik oleh mata uang Garuda yang didukung solidnya fundamental ekonomi. Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan bahwa perkembangan terkini dari perekonomian global dan domestik mempengaruhi pergerakan valuta asing (valas) global dan rupiah. Dari global, indeks dolar AS (DXY) turun ke level 101.9 yang merupakan level terendahnya selama delapan minggu terakhir.
Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Bisa Bertahan Lama di Bawah Rp 15.000 per Dolar AS Lemahnya dolar AS mengindikasikan penguatan major currencies terhadap USD masih berlanjut, setelah hasil keputusan The Fed dalam FOMC meeting Maret 2023 yang sesuai dengan ekspektasi pasar yakni hanya menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps. Serta, berkurangnya tekanan kenaikan FFR yang lebih tinggi ke depan. Reny menyebutkan, inflasi dan inflasi inti AS juga diperkirakan akan menurun secara bertahap sehingga dapat menjadi faktor yang mendukung kebijakan
less hawkish The Fed. Data terakhir juga menunjukkan perkembangan ISM Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur AS yang menurun sehingga dolar AS ditransaksikan lebih lemah di pasar. Pekan ini, pelaku pasar akan wait and see terhadap rilis data tenaga kerja AS yang meliputi nonfarm payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran AS yang diprediksi tetap sebesar 3,6%. Dari domestik, capital inflow juga terus berlanjut seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang tetap solid dan kembali membaiknya kinerja di pasar modal. Di awal bulan, inflasi Maret 2023 dirilis masih rendah sebesar 0,18%
Month on Month (MoM) sehingga tidak menimbulkan tekanan ke kenaikan suku bunga acuan BI7DRRR. Bank Indonesia (BI) juga menyatakan bahwa level BI7DRRR yang sebesar 5,75% saat ini juga sudah memadai. “Dalam jangka pendek, rupiah diperkirakan masih akan mengalami penguatan jika tidak ada perubahan
stance dari kebijakan suku bunga global,” ujar Reny kepada Kontan.co.id, Selasa (4/4).
Baca Juga: Rupiah Cenderung Menguat di 2023, Didukung Ekonomi Domestik yang Tangguh Reny memperkirakan, nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.900 per dolar AS - Rp 15.245 per dolar AS di akhir semester I-2023. Pada perdagangan Selasa (4/4), rupiah spot ditutup menguat 0,48% ke level Rp 14.899 per dolar AS. Sejalan, rupiah Jisdor menguat 0,51% ke level Rp 14.913 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto