Ekonom Bank Mandiri: Lebaran akan dorong inflasi Mei 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi di bulan April 2021 meningkat.  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan laporan mencapai 0,13% mom atau lebih tinggi dari bulan Maret 2021 yang hanya 0,08% mom. 

Tren kenaikan inflasi pun diprediksi masih akan etrjadi pada bulan Mei ini. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyebut, adanya momen hari raya Idul Fitri menjadi faktor utama yang mengerek laju inflasi di bulan ini. 

Akan tetapi, kemungkinan peningkatan inflasi tidak akan setinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya, masih ada pandemi Covid-19 di Indonesia dan berbagai kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah seperti larangan mudik Lebaran yang diprediksi menahan laju inflasi. 


“Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan melarang mudik untuk menekan laju Covid-19. Ini akan menghambat laju inflasi,” kata dia dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Senin (3/5). 

Akan tetapi ke depannya, Faisal optimistis inflasi akan kembali ke kisaran yang sesuai target Bank Indonesia (BI) yang ada di rentang 2% - 4%. Atau lebih tepatnya, inflasi diprediksi sebesar 2,92% yoy, naik dari inflasi pada keseluruhan tahun lalu yang hanya 1,68% yoy. 

Baca Juga: BPS catat inflasi April 2021 sebesar 0,13%

Faisal pun menjelaskan, faktor-faktor yang mendorong tingkat inflasi di tahun ini akan sesuai proyeksi BI. Pertama, dampak dari meningkatnya peredaran uang (M2) dari stimulus ekonomi yang sudah digulirkan oleh pemerintah pada tahun 2020. 

Hal tersebut akan mendorong tingkat inflasi dan ini diprediksi akan terjadi di paruh kedua tahun ini. 

Kedua, mobilitas publik dan aktivitas bisnis yang diprediksi akan kembali meningkat seiring dengan kasus Covid-19 yang sudah melandai di tanah air. 

Ketiga, akselerasi dari program vaksinasi yang akan menimbulkan optimisme kegiatan ekonomi untuk lebih bergerak. 

Keempat, inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang sudah mulai di atas inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sejak November 2020 dan ini akan memberi risiko terhadap peningkatan inflasi. 

Selanjutnya: Sri Mulyani tegaskan stabilitas sistem kuangan di kuartal I 2021 normal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari