KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis, konsumsi pemerintah akan meningkat signifikan pada kuartal II-2021. Sri Mulyani memprediksi, konsumsi pemerintah dalam komponen produk domestik bruto (PDB) pada periode April hingga Juni 2021 bisa tumbuh di kisaran 8,1% hingga 9,7% secara tahunan (yoy). Tentu saja ini jauh lebih tinggi daripada capaian konsumsi pemerintah pada kuartal II-2020 yang mengalami kontraksi 6,90% yoy.
Bahkan, proyeksi konsumsi pemerintah di kuartal kedua tahun ini melampaui pertumbuhan konsumsi pemerintah di periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, konsumsi pemerintah pada kuartal II-2019 naik 8,23% yoy dan kuartal II-2018 hanya naik 5,22% yoy. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pun menilai proyeksi pemerintah masuk akal. Bahkan dia menebak, konsumsi pemerintah pada kuartal II-2021 bisa tumbuh ke kisaran 9% - 10% yoy. “Angka ini cukup tinggi, bila dibandingkan dengan kuartal I-2021 yang sebesar 2,96% yoy. Angka perkiraan yang tinggi tersebut juga karena
low based effect dari kuartal II-2020 di mana konsumsi pemerintah minus 6,90% yoy,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (27/5).
Baca Juga: Pemerintah menyatakan aktivitas ekonomi Indonesia konsisten meningkat Sebenarnya, optimisme pertumbuhan konsumsi pemerintah yang bisa meroket di kuartal II-2021 ini sudah terlihat dari belanja negara pada awal kuartal kedua atau pada bulan April 2021 yang tumbuh cukup menggembirakan. Data pemerintah menunjukkan, belanja negara pada April 2021 sebesar Rp 723,0 triliun atau tumbuh 15,9% yoy. Peningkatan pertumbuhan belanja negara ini didorong oleh terjaganya pertumbuhan belanja Kementerian Lembaga (K/L) dan non K/L. Kemudian, disusul dengan akselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN), juga penyaluran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Tentu saja ini menjadi kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Apalagi, belanja yang didorong pemerintah adalah belanja yang esensial, seperti penanganan Covid-19, vaksinasi, dan proyek strategis nasional (PSN). PSN ini sendiri yang didorong terutama dalam bidang infrastruktur, logistik, dan konektivitas untuk mempercepat reformasi struktural ekonomi. Hal ini juga terlihat dari belanja barang per April 2021 yang tumbuh 87,13% yoy dan belanja modal hingga 132,35% yoy. Menurutnya, kesuksesan menangani pandemi dari sisi kesehatan dan sosial juga menjadi kunci agar belanja pemerintah yang tumbuh signifikan bisa memberikan
multiplier effect yang optimal sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Baca Juga: Pasca jadi badan hukum, BPKP kawal akuntabilitas keuangan Bumdes Dengan kondisi demikian, Faisal optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 akan berada di kisaran 6% hingga 7%. Tak menutup kemungkinan, bila indikator ekonomi hingga akhir kuartal II-2021 masih menunjukkan
tone yang positif, maka pertumbuhan bisa lebih dari 7%. Ke depannya, peran dan dukungan pemerintah pada dua kuartal pertama atau satu semester awal di tahun ini tentu akan sangat dominan dan terus diperlukan untuk memperkuat pondasi pemulihan ekonomi di paruh kedua dan seterusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari