Ekonom Bank Mandiri: Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 5,5%-6% yoy



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Madiri Faisal Rachman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 5,5% hingga 6% year on year (yoy) pada kuartal III-2021.

Asal tahu saja, proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021, yang sebesar 7% yoy.

Hal itu terjadi karena pada April-Juni 2021, ada efek low base jika dibandingkan pada kuartal II-2021 yang minus 5,07% yoy. Nah di kuartal III-2021, ekonomi Indonesia diyakini sudah bottom out atau kontraksi setelah kuartal II-2021 terus mengecil. Jadi efek “bonus” dari low base effect semasa resesi juga mengecil.


Oleh karenya, guna mendorong perekonomian pada Juli-September 2021, Faisal mengatakan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) perlu tetap dimaksimalkan. Secara total realisasi PEN hingga akhir bulan lalu masih sekitar 30% dari pagu sebesar Rp 699,43 triliun.

Baca Juga: Pemerintah optimistis ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat di 2030

Meskipun beberapa insentif sudah hampir terealisasi. Misalnya, insentif usaha dalam bentuk perpajakan sudah mencapai 80% dari pagu. Sementara untuk stimulus-stimulus lainnya seperti perlindungan sosial, program prioritas, dukungan UMKM dan korporasi, dan kesehatan semua masih di bawah 50% dari pagu.

“Jadi ke depan masih akan ada ruang untuk percepatan penyerapan PEN guna memicu pertumbuhan ekonomi di semester II-2021,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (11/6).

Di sisi lain, Faisal menekankan pemerintah fokus dalam percepatan program vaksinasi karena ini adalah kunci atau game changer pemulihan ekonomi.

Terlebih saat ini tingkat keyakinan konsumen dan bisnis sudah dalam level optimis. Sehingga pemerintah perlu menjaga kondisi ini.

“Malah yang bisa jadi kendala pemulihan ekonomi di semester II-2021 adalah jika angka kasus harian Covid-19 naik kembali,” ucap Faisal.

Selanjutnya: Ekonomi digital akan tumbuh 8 kali lipat pada 2030, begini penjelasan Mendag M Lutfi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari