Ekonom Bank Permata: Defisit neraca dagang sinyal belanja modal meningkat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia bulan April 2019 kembali defisit jumbo mencapai US$ 2,5 miliar. Defisit terbesar sejak Juli 2013 yang sebesar US$ 2,3 miliar. Ekonom menilai kenaikan impor tersebut sebagai indikasi perusahaan meningkatkan belanja modal.

Defisit ini terjadi lantaran nilai ekspor April sebesar US$ 12,6 miliar, turun 10,8% dibanding bulan sebelumnya dan turun 13,1% year on year (yoy). Sementara nilai impor tercatat US$ 15,1 miliar, naik 12,25% dibanding bulan sebelumnya. Meski turun 6,58% yoy.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan impor terutama pada kelompok barang mesin dan alat-alat elektronik menjadi sinyal bahwa perusahaan sudah mulai kembali membeli barang modal.


"Sehingga dapat diperkirakan bahwa akan ada pertumbuhan pengeluaran investasi pada kuartal-II 2019," kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (15/5).

Josua melanjutkan, faktor musiman menjelang Idul Fitri juga akan membuat impor barang konsumsi meningkat. Sehingga, defisit perdagangan pada awal kuartal kedua tahun ini mengindikasikan potensi pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019.

"Ini akan cenderung mendorong pelemahan rupiah," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli