Ekonom Bank Permata: Pemulihan ekonomi domestik kuartal I-2021 belum signifikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memprediksi perekonomian Indonesia di kuartal I-2021 akan tumbuh di kisaran minus 1% hingga 1%.

“Pemulihan ekonomi domestik pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan masih belum cukup signifikan meskipun pemerintah sudah mulai melakukan program vaksinasi di awal tahun 2021 ini,” ujar kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1).

Vaksinasi memang merupakan kondisi prasyarat yang perlu dipenuhi untuk bisa mendorong pemulihan ekonomi lebih lanjut di tahun ini. Namun, pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan aktivitas pada 11 Januari 2021 hingga 25 Januari 2021 dan diperpanjang kembali hingga 8 Februari 2021.


Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi RI 2021 di kisaran 4,5% hingga 5,5%, ini kuncinya

Josua memperkirakan, pembatasan aktivitas ini juga akan membatasi pemulihan ekonomi pada kuartal I-2021. Apalagi, pembatasan ini dilakukan di JAwa dan Bali, yang perekonomian pulau Jawa memberi kontribusi terbesar pada perekonomian nasional.

“Dengan pengetatan tersebut diperkirakan akan membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah yang selanjutnya juga akan berpengaruh juga pada produktivitas sektor-sektor ekonomi secara khusus restoran, pusat perbelanjaan,” tambah Josua.

Namun, Josua masih optimistis pengaruh pengetatan aktivitas ini tidak akan terlalu menekan perekonomian bila dibandingkan dengan kuartal II-2020 dan kuartal IV-2020.

Melihat kondisi tersebut, Josua menyarankan agar pemerintah tetap mengoptimalkan produktivitas penyaluran program perlindungan sosial untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah agar tak terlalu terpuruk.

Selain itu, dalam rangka menjaga tingkat kepercayaan konsumen kelas menengah-atas, pemerintah perlu mendorong kesuksesan program vaksinasi tahap awal yang tentunya tetap diikuti oleh protokol kesehatan.

Baca Juga: Rektor UI: Kunci pemulihan ekonomi tahun ini ada pada penanganan pandemi

Belanja bantuan sosial dan anggaran kesehatan terutama alokasi program vaksinasi pada awal tahun ini perlu tetap diprioritaskan guna menjaga sumber pertumbuhan ekonomi nasional, yakni konsumsi masyarakat, agar tidak memburuk.

“Mengingat pemerintah di waktu yang bersamaan juga menerapkan kenaikan cukai hasil tembakau serta kebaikan iuran BPJS Kesehatan kelas III yang berpotensi mempengaruhi daya beli masyarakat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto