KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 akan berada di kisaran 3% yoy hingga 4% yoy. “Kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2021 diperkirakan mengalami pemulihan seiring dengan ekspektasi meredanya pandemi Covid-19 didukung oleh vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan,” tutur Josua kepada Kontan.co.id. Josua memandang, vaksin memang betul menciptakan
herd immunity sehingga mampu mendorong optimisme masyarakat dan meningkatkan mobilitas masyarakat secara gradual sehingga aktivitas perekonomian akan cenderung meningkat baik dari sisi permintaan maupun produksi.
Kemudian, Josua juga melihat peningkatan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 juga disebabkan oleh
low base effect di tahun 2020, di mana siklus perekonomian Indonesia pada tahun ini masuk dalam fase resesi. Sayangnya, Josua masih melihat sebagian komponen baik dari sisi permintaan dan produksi masih akan belum pulih sebelumnya, alias belum kebali ke kinerja sebelum terkena badai Covid-19.
Baca Juga: Agar pertumbuhan ekonomi 2021 bisa pulih, ini syaratnya menurut BI Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi dipandang masih perlu perhatian. Apalagi, dua komponen ini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. “Pengendalian pandemi, peningkatan produktivitas dari penyerapan PEN serta upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga diharapkan akan mendorong kepercayaan masyarakat untuk melakukan belanja atau konsumsi,” tambah Josua. Pemerintah juga perlu tetap fokus dalam optimalisasi penyerapan anggaran PEN, secara khusus anggaran kesehatan dan program perlindungan sosial sampai dengan masa pademi tetap berlangsung. Selain itu, di tengah perilaku belanja masyarakat yang masih tertahan di tengah pandemi, pemerintah juga perlu mendorong akselerasi belanja pemerintah pusat dan daerah yang memiliki efek berganda positif untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong perbaikan iklim investasi. “Bila konsumsi rumah tangga sudah mulai terakselerasi, ini akan mendorong peningkatan produksi dari sisi penawaran sehingga kebutuhan investasi swasta dan permodalan dari sektor usaha bisa cenderung meningkat,” katanya. Lalu, konsumsi pemerintah pada tahun 2021 diharapkan dapat tetap bersifat counter cyclical dengan upaya akselerasi penyerapan belanja K/L dan Pemda sejak awal tahun 2021. Jika vaksinasi sudah mulai berdampak positif dalam mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dari sisi permintaan dan produksi, maka pemerintah perlu mendorong percepatan penyerapan anggaran PEN di sisi penawaran seperti belanja sektoral K/L dan Pemda, pembiayaan UMKM dan korporasi.
Selain akselerasi dan peningkatan produktivitas penyerapan anggaran PEN, kebijakan reformasi struktural juga akan mendorong peningkatan kapasitas perekonomian yang ditopang oleh perbaikan produktitivitas dan efisiensi dari perekonomian. Di tengah optimisme tersebut, Josua tetap mengingatkan kalau ada riisko yang membatasi pemulihan kinerja perekonomian, seperti potensi herd immunity yang belum bisa berhasil tercipta ehingga menambah periode pandemi dan menghambat aktivitas ekonomi. Untuk itu, pemerintah perlu memastikan betul tingkat keberhasilan dari uji coba vaksin serta mempersiapkan tata kelola dalam hal distribusi vaksin sehingga bisa didistribusikan secara menyeluruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi