KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah melanjutkan burden sharing melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) III untuk pelaksanaan pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 dan APBN 2022. Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, secara teori, pembiayaan defisit oleh bank sentral memang mengarah kepada peningkatan inflasi. Hanya, bila melihat kondisi terkini, inflasi diperkirakan tidak akan meningkat terlalu signifikan akibat kebijakan bagi beban ini. Inflasi juga masih akan bergerak di kisaran sasaran bank sentral.
Baca Juga: Sri Mulyani sebut anggaran kesehatan tahun depan meningkat “Sehingga kami perkirakan inflasi masih akan berada di kisaran 2% hingga 4% pada tahun 2022,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Senin (25/8).