KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai realisasi sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) 2020 yang mencapai Rp 234,7 triliun mengindikasikan kondisi overfinancing. Adapun, realiasi SILPA sepanjang tahun 2020 itu tergolong tinggi, setidaknya dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukan realiasi SILPA pada 2019 sebesar Rp 46,40 triliun, 2018 senilai Rp 36 triliun, 2017 sejumlah Rp 25,64 triliun, dan 2016 sebesar Rp 26,16 triliun. Menurut Josua, overfinancing disebabkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun lalu lebih rendah daripada target pemerintah. Data APBN 2020 menunjukan, sepanjang tahun lalu defisit APBN sebesar 6,09 terhadap produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dari outlook yang ditetapkan sebesar 6,39% terhadap PDB sebagaimana dalam peraturan presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2020.
Ekonom Bank Permata: SILPA 2020 mengindikasikan overfinancing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai realisasi sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) 2020 yang mencapai Rp 234,7 triliun mengindikasikan kondisi overfinancing. Adapun, realiasi SILPA sepanjang tahun 2020 itu tergolong tinggi, setidaknya dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukan realiasi SILPA pada 2019 sebesar Rp 46,40 triliun, 2018 senilai Rp 36 triliun, 2017 sejumlah Rp 25,64 triliun, dan 2016 sebesar Rp 26,16 triliun. Menurut Josua, overfinancing disebabkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun lalu lebih rendah daripada target pemerintah. Data APBN 2020 menunjukan, sepanjang tahun lalu defisit APBN sebesar 6,09 terhadap produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dari outlook yang ditetapkan sebesar 6,39% terhadap PDB sebagaimana dalam peraturan presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2020.