KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai strategi pembiayaan APBN di tahun mendatang, pemerintah berencana akan memenuhinya dari utang dalam denominasi valuta asing (valas) dan dalam denominasi rupiah, baik berupa Surat Berharga Negara (SBN) maupun pinjaman. Tahun depan, SBN bruto yang akan diterbitkan akan sebesar Rp 825,7 triliun, di mana terdapat 83% - 86% dari total SBN bruto merupakan SBN domestik sementara 14% - 17% merupakan SBN valas. Sebesar 50% - 60% pun akan diterbitkan di semester I tahun depan. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, penerbitan SBN ini sudah tepat. Hal ini mengingat masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga di tahun depan.
Ekonom BCA anggap penerbitan SBN tahun depan sudah tepat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai strategi pembiayaan APBN di tahun mendatang, pemerintah berencana akan memenuhinya dari utang dalam denominasi valuta asing (valas) dan dalam denominasi rupiah, baik berupa Surat Berharga Negara (SBN) maupun pinjaman. Tahun depan, SBN bruto yang akan diterbitkan akan sebesar Rp 825,7 triliun, di mana terdapat 83% - 86% dari total SBN bruto merupakan SBN domestik sementara 14% - 17% merupakan SBN valas. Sebesar 50% - 60% pun akan diterbitkan di semester I tahun depan. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, penerbitan SBN ini sudah tepat. Hal ini mengingat masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga di tahun depan.