KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat peningkatan harga (inflasi) pada bulan Juli 2022 sudah menuju ke 5% yoy. Menurut perhitungan Bank Central Asia (BCA), inflasi pada Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,6% mom atau secara tahunan mencapai 4,9% yoy. Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, inflasi pada Juli 2022 ini didorong oleh kenaikan harga kelompok barang bergejolak dan kelompok barang diatur pemerintah (administered prices). “Kenaikan harga pangan seperti cabai, bawang, dan telur. Awal bulan ada masalah distribusi dan pasokan langka beberapa sentra cabai panen. Kemudian ada peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan gas,” tutur David kepada Kontan.co.id, Minggu (31/7).
Baca Juga: DRI Perkirakan Inflasi Juli 2022 Sebesar 0,62% MoM Sedangkan dari komponen inti, ia memperkirakan komponen inti mencetak inflasi sebesar 2,87% yoy, atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,63% yoy. Nah, dari peningkatan komponen inti ini, David melihat sebenarnya inflasi yang bergerak tinggi justru menunjukkan momentum pemulihan ekonomi, yaitu meningkatnya permintaan. “Inflasi ini sudah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi inti meningkat, dan pertumbuhan kredit juga melaju lebih tinggi dari ekspektasi semula,” tambah David. Meski begitu, David mewanti-wanti, peningkatan permintaan yang mendorong peningkatan inflasi sisi permintaan, juga berisiko menimbulkan peningkatan inflasi secara signifikan. Belum lagi ada risiko berupa pelemahan rupiah, serta masalah distribusi dan ketersediaan pangan. Tentu, ini menjadi hal yang harus diwaspadai.