Ekonom BCA memprediksi inflasi Februari 2021 sebesar 0,11%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan inflasi Februari 2021 sebesar 0,11% mom, alias melandai dari inflasi Januari 2021 yang sebesar 0,26% month to month (mom). 

Kepala ekonom BCA, David Sumual, mengatakan, lebih rendahnya inflasi pada bulan Februari 2021 memang dipengaruhi oleh faktor musiman, di mana inflasi pada kuartal I-2021 biasanya melambat dari inflasi di akhir tahun yang terdorong oleh Natal dan Tahun Baru. 

“Faktor musiman, setelah cukup tinggi di akhir tahun, memang ada kecenderungan melambat di kuartal I-2021,” ujar David kepada Kontan.co.id, Minggu (28/2). 


David menambahkan, memang di awal tahun ada bencana alam yang terjadi di Indonesia. Namun, sejauh ini bencana tersebut tidak mengganggu distribusi secara signifikan. Ini terlihat dari harga bahan makanan yang masih relatif stabil. 

Namun, David mengimbau otoritas mewaspadai pergerakan inflasi bahan bergejolak yang dipengaruhi kurs. Pasalnya, ini akan memengaruhi imported inflation

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri perkirakan inflasi Februari 2021 sebesar 0,09%

“Kurs mulai menguat di Februari dan ini akan memengaruhi impor bahan pangan. Jadi, waspada harga internasional cenderung naik, sehingga bahan pangan meningkat dalam 3 bulan pertama ini,” tambah David. 

Ke depan, David optimistis inflasi sudah akan kembali ke target kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2% hingga 4%. Ini seiring dengan permintaan yang cenderung meningkat karena pengaruh kurs yang menguat, permintaan yang mulai meningkat pada kuartal III-2021 dan kuartal IV-2021 akibat vaksinasi mendorong kepercayaan masyarakat. 

Namun, ia meminta otoritas tetap mewaspadai adanya permintaan yang melonjak signifikan (pent-up demand) setelah tertahannya permintaan. “Jadi, kita harus mengantisipasi dari sisi persediaan (supply), terutama bahan pangan karena harga internasional juga naik,” tandas David. 

Selanjutnya: BI perkirakan inflasi Februari 2021 sebesar 0,08%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli