KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) memprediksi neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 masih bertahan di tren surplus. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, surplus neraca perdagangan Indonesia akan berada di kisaran US$ 2,3 miliar. “Dengan posisi ekspor naik 54% yoy dan impor naik 62% yoy,” ujar David kepada Kontan.co.id, Senin (14/6). 

David mengatakan, melonjaknya ekspor maupun impor lantaran pada Mei 2020 lalu merupakan posisi terendah aktivitas transaksi ekonomi. Sehingga, bila dibandingkan dengan Mei tahun ini, maka kinerja ekspor maupun impor melonjak signifikan. 

BCA Berkolaborasi dengan TNI Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Sibolga

Baca Juga: Sembari Menanti Data Inflasi AS, Rupiah Tertekan Cadangan Devisa

“Pada bulan Mei 2020 kan penjualan motor, mobil, durable goods semuanya turun dan ini juga menyebabkan turunnya impor. Lalu ada PSBB ketat di Indonesia maupun negara lain di dunia. Jadi sekarang wajar kalau naiknya hingga puluhan persen,” tambah David. 

Secara bulanan, David melihat masih ada peningkatan kinerja ekspor dan impor. Hal ini didorong oleh adanya momen Lebaran di pertengahan bulan dan juga meningkatnya aktivitas sejak awal tahun ini. 

Namun, ia mengingatkan dampak dari peningkatan mobilitas. Pasalnya, ada peningkatan kasus Covid-19. Ia khawatir ke depannya ini akan mengganggu kinerja perdagangan maupun kinerja ekonomi secara keseluruhan. 

Selanjutnya: NPI kuartal I-2021 surplus US$ 4,1 M, transaksi berjalan balik defisit US$ 1,0 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News