Ekonom BCA memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 bisa minus 3%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 masih akan berada dalam zona negatif, meski telah membaik dari pertumbuhan di kuartal II-2020 yang sebesar minus 5,32% yoy.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 3% yoy.

David bilang, masih lemahnya perekonomian di kuartal III-2020 tak lepas dari adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lanjutan di beberapa daerah, termasuk di DKI Jakarta.


“Di kuartal III-2020 memang kita terganggu karena (PSBB lanjutan) itu. Apalagi, kita tahu kalau DKI Jakarta itu memegang porsi 16% dari produk domestik bruto (PDB) kita,” ujar David kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).

Baca Juga: Pengamat penerbangan dukung rencana pemerintah tata status bandara

Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 ini juga diperkirakan akan lebih ditopang dari belanja pemerintah, lewat akselerasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang semakin masif di periode tersebut.

Ke depannya, David masih melihat kalau prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus membaik di kuartal IV-2020. Tiga bulan terakhir di tahun ini yang nantinya akan jadi penentu prospek pertumbuhan ekonomi di keseluruhan tahun 2020.

Meski begitu, David masih belum melihat kalau pertumbuhan ekonomi di keseluruhan tahun ini bisa berada di zona positif. Menurut prediksinya, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2020 akan berada di kisaran minus 1% yoy hingga minus 2,8% yoy.

Baru, pada tahun 2021 pemulihan akan lebih terlihat. Bahkan, menurutnya, pada tahun depan perekonomian akan kembali ke zona positif, di kisaran 3% yoy hingga 5% yoy.

“Penopangnya sudah mulai berimbang, baik dari konsumsi rumah tangga maupun dari belanja pemerintah. Konsumsi rumah tangga juga sudah berasal dari modal sendiri, bantuan pemerintah, maupun dari kredit perbankan,” tandasnya.

Selanjutnya: Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 diprediksi minus, begini ramalan para ekonom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli