Ekonom BCA: Perang dagang kembali membuat rupiah terkoreksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sepertinya masih memberikan dampak negatif terhadap rupiah. Mengutip Bloomberg pada Selasa (12/2) pukul 16.30 rupiah melemah 0,24 menjadi Rp 14.067 per dollar AS.

Begitu pun dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah berada di level Rp 14.088 per dollar AS. Angka ini terkoreksi 0,66% dari harga sebelumnya yakni Rp 13.995 per dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual rupanya sudah memprediksi pelemah rupiah hari ini yang merupakan kelanjutan kemarin. Pelaku pasar global kembali dibuat cemas karena ketidak pastian negosiasi perang dagang.


Presiden Donald Trump dalam pidatonya beberapa hari lalu menyatakan tidak akan menemui Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat gencatan perang dagang pada awal Maret tahun ini.

Perang dagang juga membuat indeks dollar menguat. Berdasarkan data di index spot pada Selasa (12/1) dollar AS stagnan di level 97,058. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan mata uang utama lainnya mata uang negara Paman Sam masih unggul.

Poundsterling misalnya, yang melemah terhadap dollar sekitar 0,02%. Hal ini deisebabkan rilis data gross domestic product (GDP) inggris yang berada di bawah ekspekasi dan pencapaian sebelumnya.

“Ketegangan di AS dengan Venezuela membuat harga minyak naik,” kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (12/2). Pada West Texas Intermediate (WTI) harga minyak untuk kontrak pengiriman Maret 2019 terakhir mencapai US$ 52,76 per barel. Naik 0,66% dibanding perdagangan sebelumnya di US$ 52,41 per barel.

Sementara dari internal, CAD Indonesia sudah tidak menjadi sentimen rupiah. Katanya pelaku pasar sudah selesai merespon hasil CAD dalam menentukan langkahnya. David memprediksi perdagangan besok rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.040-Rp 14.100 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .