KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Oktober lalu, Indonesia mengalami defisit neraca dagang sebesar US$ 1,82 miliar. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan neraca dagang masih mencatat defisit pada November, namun lebih rendah dibandingkan defisit di bulan sebelumnya. "Pertumbuhan ekspor tumbuh 2,6% secara year on year (yoy), pertumbuhan impor 6,7% yoy, neraca perdagangan defisit US$ 398 juta," tutur David kepada Kontan.co.id, Minggu (16/12). David menjelaskan, adanya pelemahan harga minyak mentah akan menyebabkan penurunan impor migas. Namun, volume impor migas dan non migas secara musiman biasanya memuncak dua bulan sebelum akhir tahun.
Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dollar dalam beberapa waktu terakhir pun dianggap mempengaruhi impor, akan tetapi, dampaknya dianggap tak signifikan.