Ekonom BCA prediksi neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,07 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan neraca dagang Maret 2021 mencetak surplus US$ 1,07 miliar. Surplus ini terpantau menurun dari surplus neraca dagang Februari 2021 yang sebesar US$ 2,0 miliar. 

David mengatakan, penurunan surplus neraca dagang pada bulan tersebut disebabkan oleh peningkatan impor baik secara bulanan maupun tahunan, menjelang bulan Ramadan. 

“Terutama untuk impor bahan bakar minyak (BBM) juga impor bahan baku naik. Didorong oleh aktivitas, mobilitas masyarakat yang juga mengalami perbaikan terus,” kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (13/4). 


Sementara dari sisi ekspor, David memperkirakan ekspor akan meningkat baik secara bulanan maupun tahunan, didorong oleh ekspor komoditas yang masih berdaya seperti Crude Palm Oil (CPO), batubara, dan ekspor mineral. 

Baca Juga: Ekonom Bank Permata memperkirakan neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,55 miliar

David mengatakan, perkembangan ekspor dan impor yang cukup menggembirakan ini sudah menunjukkan kalau ekonomi Indonesia sudah mulai pulih pada kuartal pertama tahun ini. Ia pun optimistis, perekonomian akan semakin membaik saat memasuki kuartal II-2021. 

“Kuartal II-2021 bakal tinggi, bisa tumbuh hingga minimal 5%, karena low based dan karena memang sudah ada perbaikan ekonomi masyarakat. Nah ini perlu diperhatikan karena bisa jadi, impor akan meningkat pada April, Mei,” tambah David. 

Dengan demikian, David memperkirakan neraca perdagangan di kuartal I-2021 akan mencetak surplus. Surplus neraca perdagangan ini membantu kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2021 di saat neraca finansial cukup terguncang akibat keluarnya arus modal asing. 

Namun ke depan, David yakin NPI akan semakin kuat ditopang oleh kinerja neraca perdagangan dan arus modal asing yang kembali masuk ke pasar keuangan domestik. Belum lagi, realisasi investasi langsung asing yang digadang deras masuk ke Indonesia. 

Selanjutnya: Kebijakan pemerintah dinilai pro-impor, pelaku industri TPT protes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli