Ekonom Beberkan Pendorong dan Hambatan dalam Mencapai Pertumbuhan Ekonomi pada 2024



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut Indonesia membutuhkan investasi dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024 sekitar Rp 7.138,7 triliun hingga Rp 7.374,4 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Terkait hal itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memperkirakan target tersebut cukup moderat yang mana berpeluang tercapai dan tidak. Namun, dia berpendapat hasil investasi akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Yusuf menilai salah satu faktor yang bisa menghambat target kebutuhan investasi tersebut adalah tahun politik.  Umumnya, ketika tahun politik berlangsung, nilai investasi di Indonesia mengalami penyesuaian ke bawah yang mana investor mempunyai kecenderungan untuk wait and see, kemudian memutuskan akan berinvestasi atau tidak. 


Selain itu, dia berpendapat aturan turunan dari UU Cipta Kerja juga akan menjadi penentu pertumbuhan investasi di Indonesia ke depannya.

Baca Juga: Kredit Menganggur di Perbankan Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

"Apakah kemudian target pencapaian investasi tersebut bisa dicapai atau tidak? Kalau dilihat, umumnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Penyusunan aturan turunan dari UU juga bisa menjadi faktor yang menantang dalam konteks mencapai target investasi 2024," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Senin (10/4).

Sementara itu, Yusuf mengatakan faktor yang kemudian bisa menjadi pendorong investasi di Indonesia, yaitu investasi berkelanjutan yang punya tren bagus setidaknya dalam 2 tahun ke belakang. 

Adapun contohnya, seperti program hilirisasi dari pemerintah, terutama tentang produk tambang, yang menjadi faktor cukup krusial dalam pencapaian investasi dalam 2 tahun belakangan. 

Dia juga menyampaikan pada 2023 dan tahun depan, pemerintah berencana melanjutkan program hilirisasi dari produk pertambangan, seperti nikel. Menurutnya, hal itu juga akan menjadi pendorong investasi. 

"Jika pemerintah berhasil menggandeng investor besar untuk bisa berinvestasi di sektor tersebut, kemungkinan akan ikut membantu dalam pencapaian target pada 2024," ujarnya.

Baca Juga: Tembus Rp 642 Triliun, Dana Investasi BP Jamsostek Naik 12,6% pada Kuartal I

Di sisi lain, Yusuf menilai sektor industri masih akan menjadi sektor yang diprioritaskan pemerintah untuk menerima investasi pada tahun ini demi mencapai target 2024.

"Selain itu, investasi di sektor jasa juga masih punya peluang. Begitu juga di sektor pariwisata, termasuk turunan dari sektor tersebut seperti hotel, makanan minuman, dan transportasi," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli