KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mungkin belum akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2023. Dengan demikian, suku bunga acuan akan bergerak di level 5,75% hingga akhir tahun ini. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, ini seiring dengan ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.
Baca Juga: BI Prediksi Ekonomi RI Tahun Ini Tumbuh 4,5%-5,3%, Ingatkan Pelambatan Investasi "Sekalipun memang inflasi dalam negeri sudah lebih rendah dari perkiraan awal, tetapi BI akan melihat situasi yang terjadi di global," terang Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5). Memang, inflasi Indonesia pada April 2023 sudah menyusut ke 4,33% YoY dari bulan sebelumnya yang mencapai 4,97% YoY. Ini berarti, inflasi sudah makin mendekat ke kisaran sasaran BI yang sebesar 2% YoY hingga 4% YoY. Meski, baru di batas atasnya saja. Akan tetapi, alasan mengenai inflasi ini tak cukup bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan. Ada kondisi global yang juga harus diperhatikan. Seperti, arah suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Baca Juga: Pemerintah akan Lelang 8 Seri SUN Pada Senin (29/5), Target Indikatif Rp 25,5 Triliun Josua belum melihat kemungkinan The Fed memangkas suku bunga acuan pada tahun 2023.
Ini didorong oleh kondisi inflasi yang masih tinggi, juga kemungkinan gagal bayar utang yang menimbulkan usulan penetapan plafon utang (debt ceiling). Menurut perkiraan Josua, The Fed baru akan menurunkan suku bunga acuan pada awal tahun 2024. "Dengan demikian, BI masih akan perlu mempertahankan suku bunga acuan sampai akhir tahun ini dan memastikan rupiah tidak jauh di atas Rp 15.000 per dolar AS," tandas Josua. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .