Ekonom: BI jitu kirim sinyal ke pasar



JAKARTA. Ekspektasi inflasi yang meningkat tahun ini membuat Bank Indonesia (BI) mulai menerapkan kebijakan moneter ketat. Khususnya, untuk suku bunga jangka menengah. "April 2012, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan term deposit mulai meningkat. Ini untuk menarik investor masuk ke pasar obligasi," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, Rabu (23/5). Perlu diketahui, BI menaikkan suku bunga instrumen operasi moneter Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor sembilan bulan sebesar 30 bps menjadi 4,3% pada lelang SBI 10 Mei 2012 dari 4% pada lelang SBI 12 April 2012. Kenaikan ini dilakukan BI setelah memutuskan menjaga BI rate di level 5,75%. "Apa yang dilakukan BI ini menurut saya cukup jitu memberi sinyal positif ke pasar. BI ikut memantau pasar," ungkap Destry. Ia menambahkan, terkait BI rate, menurutnya dalam tiga bulan ke depan belum akan ada perubahan dari level 5,75%. Ini lantaran BI berjaga-jaga terhadap ekspektasi kenaikan inflasi dan ingin mendorong pertumbuhan ekonomi. "Hanya mungkin market rate, khususnya di FASBI masih bisa naik karena rentangnya masih besar dengan BI rate," ujar Destry. Saat ini FASBI berada di level 3,75%. Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun ini tanpa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 6,2% dan tingkat inflasi 5,5%. Apabila ada kenaikan BBM, pertumbuhan ekonomi juga 6,2% namun tingkat inflasi akhir tahun bisa mencapai 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: