KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepajang tahun 2018 lalu kenaikan bunga simpanan cenderung lebih kencang dibandingkan dengan kenaikan bunga kredit. Hal ini dikarenakan perbankan mengikuti arus kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menaikkan bunga acuan sebanyak 175 basis poin (bps) tahun lalu. Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menilai, kenaikan bunga simpanan yang kencang tersebut pada praktiknya mempengaruhi kinerja perbankan, terbukti dari net interest margin (NIM) yang kian menyusut. Alasannya, meski bunga simpanan sudah meningkat, industri perbankan cenderung memilih untuk menahan bunga kredit secara konservatif. Upaya tersebut dilakukan tak lain untuk menjaga kualitas kredit dengan pertimbangan jika bunga kredit di tahan akan membantu kemampuan membayar debitur (repayment capacity) menjadi tetap lancar.
Ekonom BNI menyebut titik puncak bunga kredit sudah terjadi di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepajang tahun 2018 lalu kenaikan bunga simpanan cenderung lebih kencang dibandingkan dengan kenaikan bunga kredit. Hal ini dikarenakan perbankan mengikuti arus kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menaikkan bunga acuan sebanyak 175 basis poin (bps) tahun lalu. Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto menilai, kenaikan bunga simpanan yang kencang tersebut pada praktiknya mempengaruhi kinerja perbankan, terbukti dari net interest margin (NIM) yang kian menyusut. Alasannya, meski bunga simpanan sudah meningkat, industri perbankan cenderung memilih untuk menahan bunga kredit secara konservatif. Upaya tersebut dilakukan tak lain untuk menjaga kualitas kredit dengan pertimbangan jika bunga kredit di tahan akan membantu kemampuan membayar debitur (repayment capacity) menjadi tetap lancar.