JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat kondisi current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan pada tahun depan masih akan cenderung tinggi. Hal ini sebagai imbas kebijakan pemerintah yang akan berfokus pada pembangunan infrastruktur. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko menilai penyakit pada sisi defisit transaksi berjalan belum bisa membaik dalam waktu singkat. Untuk melihat kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, baru bisa dilihat efeknya dalam jangka waktu 3-6 bulan ke depan. Kalau dalam jangka waktu tersebut, fiskal dan transaksi berjalan membaik maka reformasi kebijakan pemerintah berjalan. Menurut Prasetyantoko, jika dalam kurun waktu itu konsumsi BBM tidak meledak sehingga impor migas bisa ditekan. "Jika bisa ditekan maka beban ke neraca dagang akan lebih rileks," terangnya pada akhir pekan.
Ekonom: CAD di 2015 sekitar 2,4%-2,8% dari PDB
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat kondisi current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan pada tahun depan masih akan cenderung tinggi. Hal ini sebagai imbas kebijakan pemerintah yang akan berfokus pada pembangunan infrastruktur. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko menilai penyakit pada sisi defisit transaksi berjalan belum bisa membaik dalam waktu singkat. Untuk melihat kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM, baru bisa dilihat efeknya dalam jangka waktu 3-6 bulan ke depan. Kalau dalam jangka waktu tersebut, fiskal dan transaksi berjalan membaik maka reformasi kebijakan pemerintah berjalan. Menurut Prasetyantoko, jika dalam kurun waktu itu konsumsi BBM tidak meledak sehingga impor migas bisa ditekan. "Jika bisa ditekan maka beban ke neraca dagang akan lebih rileks," terangnya pada akhir pekan.