Ekonom: Cadev aman, tapi BI tidak perlu melawan arus



JAKARTA. Indonesia memasuki tahun 2012 dengan nilai cadangan devisa (cadev) sebesar US$ 110,12 miliar.

Posisi cadangan devisa per 31 Desember 2011 ini sudah menyusut sebesar US$ 1,18 miliar sepanjang Desember lalu dari nilai cadev akhir November yang mencapai US$ 111,3 miliar.

Destry Damayanti, Ekonom Bank Mandiri, menilai, posisi cadangan devisa RI yang di atas angka US$ 100 miliar, terbilang masih mencukupi untuk kebutuhan impor maupun pembayaran utang luar negeri pemerintah selama enam hingga tujuh bulan mendatang.


"Dalam standar internasional, cadev dikatakan tidak aman biasanya jika kecukupannya kurang dari tiga bulan," kata Destry, Rabu (4/1).

Namun, kendati terbilang aman, Destry mengingatkan bank sentral agar pengelolaan cadev berjalan efisien. Pasalnya, cadev bukan hanya dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa juga berfungsi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yakni melalui intervensi baik dengan memborong dollar Amerika Serikat di pasar maupun menjual the greenback di pasar.

Langkah intervensi bank sentral harus dilakukan secara tepat dan seperlunya dengan fokus agar volatilitas rupiah tidak liar. "Tapi tidak boleh melawan arus. Intinya, menahan volatilitas tapi dengan tren yang mesti dilihat ke mana arahnya," papar Destri.

Nilai cadev RI tahun 2012 ini diperkirakan akan terus meningkat. Terlebih capital inflow alias aliran dana asing ke pasar domestik, diprediksi akan makin membanjir tahun ini.

Hartadi Agus Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia, dalam kesempatan berbeda menuturkan, posisi asing di instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) sampai dengan akhir tahun 2011 lalu masing-masing mencapai Rp 7,8 triliun dan Rp 222,7 triliun. Nilai tersebut masing-masing mencerminkan kepemilikan 6,5% dari total SBI di pasar, dan 29,8% dari total SUN yang diperdagangkan di pasar.

Bank sentral memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia tahun ini akan mencatat surplus. Ini akan berdampak positif pada penguatan cadangan devisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah