KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regulator telah mendorong perbankan berperan aktif mengimplementasikan ketentuan keuangan berkelanjutan atau environmental, social, and governance (ESG). Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menyalurkan kredit ke sektor ini. Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai tantangan penyaluran kredit ke sektor ESG ini utamanya membentuk permintaan pembiayaan. Lantaran bisnis perbankan bersifat follow the trade atau mengikuti permintaan pasar. “Perbankan akan menyalurkan kredit ke sektor usaha berkelanjutan tersebut apabila memang permintaannya ada. Jadi yang harus ditumbuhkan kembangkan terlebih dahulu adalah sektor usaha tersebut terlebih dahulu,” ujar Piter kepada KONTAN pada Selasa (27/7).
Ekonom CORE beberkan tantangan penyaluran kredit keuangan berkelanjutan (ESG)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regulator telah mendorong perbankan berperan aktif mengimplementasikan ketentuan keuangan berkelanjutan atau environmental, social, and governance (ESG). Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menyalurkan kredit ke sektor ini. Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai tantangan penyaluran kredit ke sektor ESG ini utamanya membentuk permintaan pembiayaan. Lantaran bisnis perbankan bersifat follow the trade atau mengikuti permintaan pasar. “Perbankan akan menyalurkan kredit ke sektor usaha berkelanjutan tersebut apabila memang permintaannya ada. Jadi yang harus ditumbuhkan kembangkan terlebih dahulu adalah sektor usaha tersebut terlebih dahulu,” ujar Piter kepada KONTAN pada Selasa (27/7).