Ekonom Core: Inflasi November lebih rendah karena tak ada tarikan permintaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi ekonom Core Indonesia Piter Abdullah tak meleset jauh dari inflasi November 2018 menurut Badan pusat Statistik (BPS). Tercatat, inflasi sebesar 0,27% month on month (mom). Inflasi ini tak jauh berbeda dengan prediksi Piter sebesar 0,20%-0,25%.

Inflasi juga tercatat lebih rendah ketimbang Oktober 2018 yang tercatat 0,28%.

"Inflasi November secara mom lebih rendah dari pada Oktober bukan berarti harganya turun," ungkap Piter Abdullah kepada Kontan.co.id, Senin (3/12).


Namun, kenaikan dari Oktober ke November sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan September ke Oktober. Kenaikan harga yang relatif kecil ini sesuai siklus pada November harga relatif stabil dan akan sedikit merangkak naik di bulan Desember.

Inflasi yang stabil rendah ini tentu baik, lantaran daya beli masyarakat terjaga. Namun perlu dicermati bahwa penyebabnya adalah tidak adanya tarikan permintaan yang diindikasikan pertumbuhan konsumsi yang tertahan di kisaran 5%.

Menurut Piter Kondisi ini tidak cukup mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pola ini mengalami anomali, pasalnya berdasarkan data BPS, dalam dua tahun terakhir inflasi November tercatat selalu lebih tinggi ketimbang bulan Oktober. Pada tahun 2017 misalnya, pada Oktober tercatat inflasi 0,01% sedangkan November sebesar 0,20%. Juga pada tahun 2016, inflasi Oktober sebesar 0,14% lebih rendah timbang November yang tercatat 0,47%.

Menanggapi hal tersebut Piter kembali menegaskan ini terjadi bukan karena penurunan daya beli namun lebih karena tidak adanya tarikan permintaan. Pertumbuhan konsumsi relatif terjaga.

Sedangkan BPS melihat ini bukan sebagai pelemahan daya beli masyarakat melainkan antisipsi pemerintah menghadapi kenaikan harga yang jauh lebih matang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi