Ekonom CORE menilai dana IPO emiten di bank hanya parkir sementara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya perusahaan melakukan penawaran saham perdana membuat likuiditas perbankan semakin gendut. Tak heran, raihan dana segar dari initial public offering (IPO) itu juga masuk ke instrumen simpanan bank. 

Ekonom dan Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menilai penempatan dana di perbankan oleh korporasi memiliki tujuan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi. Juga untuk berjaga-jaga untuk ekspansi maupun ditempatkan ke instrumen yang menguntungkan dibandingkan bunga bank. 

“Sebelum IPO, perusahaan menyampaikan prospektus yang berisikan rencana penggunaan dana dalam rangka investasi pengembangan usaha. Jadi setelah IPO dipastikan dana mereka tidak akan hanya mengendap di bank,” jelas Piter kepada Kontan.co.id pada Rabu (1/2). 


Ia menilai emiten tidak akan mengendapkan dana dalam jangka panjang. Bila ini dilakukan, maka perusahaan tersebut akan kehilangan berbagai kesempatan yang ada. 

Baca Juga: Ramai aksi IPO, likuiditas perbankan kian lancar

Data Bank Indonesia mencatatkan korporasi semakin getol menyetor dana di perbankan. Hingga Oktober 2021, giro korporasi naik 23,5% yoy, tabungan meningkat 24,8% yoy, dan deposito tumbuh 9,1% yoy.

Bukalapak misalnya berhasil menghimpun dana segar senilai Rp 21,9 triliun pada perhelatan IPO-nya pada Agustus 2021. Berdasarkan laporan keuangan Bukalapak tercatat penempatan dana di perbankan mencapai Rp 23,63 triliun per September 2021. 

E-commerce ini menempatkan dana kas dan setara kas senilai Rp 7,43 triliun di Bank Mandiri. Lalu senilai Rp 1,89 triliun di Bank DBS Indonesia. Bank Central Asia (BCA) juga kebagian sebesar Rp 96,47 miliar. Lalu senilai Rp 34,37 miliar di Bank BRI.

PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) juga meraup dana segara Rp 2,79 triliun dari IPO. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2021 , emiten tambang ini juga menempatkan  dana di Bank Mandiri tercatat US$ 653.518 juta dan di Bank BCA sebesar US$ 52.318 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .