KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 tetap berada dalam kisaran 5,4% hingga 5,6%
year on year (yoy). Menurut dia, pendorong ekonomi di periode tersebut adalah konsumsi rumah tangga dan juga investasi. Sementara itu, untuk belanja pemerintah, diperkirakan akan lebih rendah seiring dengan normalisasi belanja yang dilakukan oleh pemerintah akibat pandemi Covid-19 yang kian melandai. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di kuartal III bahkan secara keseluruhan di tahun ini akan dipengaruhi oleh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Misalnya saja kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan juga tarif listrik.
Akan tetapi, di saat yang bersamaan, jika pemerintah bisa mempercepat realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terutama yang berkaitan dengan meningkatkan daya beli masyarakat, serta menambah alokasi anggaran seperti bantuan sosial, peluang pertumbuhan konsumsi rumah tangga di periode tersebut bisa berada pada level Positif. “Sebenarnya kami masih melihat dinamika pertumbuhan dan faktor-faktor penyebabnya, tetapi sementara kami melihat proyeksi pertumbuhan di kuartal III-2022 akan berada di kisaran 5,4% hingga 5,6% yoy,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Rabu (29/6).
Baca Juga: Ekonom Celios Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II 2022 di Level 4,9% Lebih lanjut, dia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 masih bisa berada di atas 5%, yakni dalam rentang 5,1%-5,3% yoy. Yusuf menyebut, terdapat beragam indikator yang berkontribusi menyumbang pertumbuhan ekonomi di periode ini. Diantaranya indikator yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga tumbuh di level positif dan lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2022. “Dalam indeks penjualan real misalnya, sampai dengan bulan Mei 2022 indeks penjualan real mencapai 239 angka ini relatif lebih tinggi dengan angka indeks penjualan riil di bulan Maret yang mencapai 205,” jelasnya. Begitupun dengan indeks keyakinan konsumen yang di bulan Mei 2022 ini mengalami peningkatan hingga 141 poin. Hal ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks keyakinan konsumen di bulan Maret yang mencapai 128 poin. Dengan perkembangan kedua indikator tersebut, Yusuf memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal II-2022 ini berpeluang tumbuh lebih baik jika dibandingkan kuartal I-2022. Hal ini juga turut didukung oleh perkembangan tren dari pandemi di bulan April sampai Mei mengalami tren penurunan. Sehingga di saat bersamaan pemerintah melonggarkan mobilitas dan memperbolehkan mudik Lebaran tahun ini.
Baca Juga: Fitch Ratings Meyakini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Capai 5,6% YoY “Meskipun ada tekanan inflasi untuk beberapa komoditas namun di saat yang bersamaan pelonggaran mobilitas yang dilakukan pemerintah terutama menjelang lebaran kemarin, saya kira mendorong konsumsi masyarakat terutama kelas menengah atas,” kata dia. Selain itu, Yusuf mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi yang lebih baik, potensi pertumbuhan investasi yang semakin ciamik juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022 ini.
Hal ini didukung dengan indikator Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada pada level ekspansif terutama di sepanjang kuartal I-2022 lalu. Sementara itu, dia menilai belanja pemerintah masih akan dihadapkan pada proses konsolidasi fiskal yang mulai dilakukan di tahun ini dan juga masih belum optimalnya realisasi belanja di daerah. “Atas dasar itu, kami memperkirakan proyeksi pertumbuhan di kuartal kedua kemarin akan berada di kisaran 5,1%-5,3% yoy,” Imbuh Yusuf. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari